Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog tidak lagi mendistribusikan beras dalam bentuk curah atau 50 kilogram mengingat pengalaman sebelumnya, harga beras menjadi lebih mahal di lapangan.
Artikel berjudul Siasat Baru Bulog Stabilkan Harga Beras menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id, hari ini. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.
Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Rabu (30/8/2023):
1. Siasat Baru Bulog Stabilkan Harga Beras
Perum Bulog berencana meluncurkan beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) kemasan 1 kilogram bagi masyarakat tidak mampu membeli beras kemasan 5 kilogram.
“Bulog nanti akan membuat packaging [kemasan] yang 1 kiloan. Jadi masyarakat yang nanti tidak bisa membeli yang 5 kilogram, kita akan memberikan yang 1 kiloan,” kata Dirut Bulog Budi Waseso usai melakukan inspeksi mendadak di Jakarta Timur, Senin (28/8/2023).
Dia menyampaikan, beras kemasan 1 kilogram akan segera direalisasikan secepatnya. Nantinya, harga beras kemasan 1 kilogram itu akan dijual Rp9.450.
2. Menepis Aral Target Penerimaan Pajak 2024
Target pendapatan pajak pada 2024 yang mencapai Rp1.986,9 triliun harus dikejar dengan strategi matang. Pasalnya, celah shadow economy menganga lebar seiring dengan masifnya tingkat pekerja informal dan perkembangan digitalisasi.
Dalam Buku II Nota Keuangan dan RAPBN 2024, pemerintah telah memperingatkan potensi shadow economy dapat menggerus pendapatan negara, di samping ada tantangan lain seperti isu geopolitik dan pelemahan ekonomi global.
Shadow economy berkaitan erat dengan seluruh aktivitas ekonomi baik yang dilakukan individu, rumah tangga, maupun perusahaan dengan tujuan untuk menghindari atau mengelak dari kewajiban administrasi di institusi pemerintah, termasuk perpajakan.
Permasalahan terkait administrasi hingga kepatuhan seringkali mengiringi upaya pemerintah dalam mengejar target penerimaan pajak sebagai penggerak APBN.
3. Beda Arah Klaim Surrender Asuransi Jiwa Pelat Merah & Industri
Sejumlah perusahaan asuransi jiwa pelat merah mengalami peningkatan klaim surrender dan klaim partial withdrawal sepanjang semester I/2023. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) yang mencatat penurunan klaim.
Berdasarkan data AAJI, klaim surrender mengalami penurunan sebesar 8,7 persen secara tahunan atau year-to-year/yoy sepanjang semester I/2023. AAJI mencatat klaim surrender menyusut menjadi Rp43,40 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai Rp47,54 triliun.
Adapun klaim partial withdrawal juga turun 3,6 persen yoy dari Rp9,33 triliun pada semester I/2022 menjadi Rp8,99 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Sementara PT Asuransi BRI Life (BRI Life), sampai dengan Juni 2023, klaim surrender dan klaim partial withdrawal perusahaan mencapai Rp667 miliar. Angka tersebut meningkat 50 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
4. Alasan di Balik ESDM Hapus Penyederhanaan RKAB Minerba
Mencuatnya kasus dugaan tindak pidana korupsi tambang ilegal di wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) di Blok Mandiodo, Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara berbutut panjang.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal menghapus penyederhanaan atau pemangkasan prosedur administrasi dalam proses persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) perusahaan mineral dan batu bara (minerba).
“Intinya dengan kasus kemarin sampai mantan dirjen [minerba] bermasalah itu, karena kami dalam melayani itu dengan simplifikasi. Simplifikasi dianggap tidak memenuhi aturan,” kata Plt. Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Muhammad Wafid di Kementerian ESDM, Senin (28/8/2023).
5. Kala Bank Fokus Layani Nasabah Tajir
Di tengah rambatan ketidakpastian pasar keuangan global, sejumlah bank kini ramai-ramai fokus pada penyediaan layanan eksklusif demi memenuhi ekspektasi tinggi dari nasabah tajir dalam hal pengelolaan kekayaan.
Berdasarkan data distribusi simpanan LPS, dari sisi tiering nilai simpanannya, nasabah dengan nilai simpanan di atas Rp5 miliar mencatatkan pertumbuhan paling pesat dibandingkan tiering nilai simpanan nasabah lainnya.
Nilai simpanan nasabah tajir itu naik 6,5 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY). Bahkan, nasabah segmen ini menjadi penyumbang paling besar bagi nilai keseluruhan dana pihak ketiga (DPK) di bank pada Juni 2023.
"Nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp5 miliar yang mencakup 52,5 persen terhadap total simpanan," tulis LPS dalam laporan terbarunya pada Sabtu (29/7/2023).