Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos The Fed Perkuat Sinyal Naikkan Suku Bunga di Jackson Hole

Jerome Powell menunjukkan indikasi untuk masih terus menaikkan suku bunga acuan The Fed dalam pidatonya di acara Jackson Hole Economic Policy Symposium
Bos The Fed Perkuat Sinyal Naikkan Suku Bunga di Jackson Hole. Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC, AS, Rabu (26/7/2023). / Bloomberg
Bos The Fed Perkuat Sinyal Naikkan Suku Bunga di Jackson Hole. Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) di Washington, DC, AS, Rabu (26/7/2023). / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menunjukkan indikasi untuk masih terus menaikkan suku bunga acuan The Fed. Hal itu disampaikannya dalam pidatonya di acara Jackson Hole Economic Policy Symposium, Jumat (26/8/2023).

Powell menyatakan, The Fed akan mengambil sikap penuh kehati-hatian dalam menentukan kebijakan moneter AS ke depan. Namun demikian, dia menyebutkan bahwa The Fed belum menyimpulkan bahwa suku bunga acuan yang ditetapkan saat ini, sudah cukup untuk memastikan inflasi AS akan mencapai target yang ditentukan sebesar 2 persen.

“Adalah tugas The Fed untuk menurunkan inflasi ke sasaran kami sebesar 2 persen, dan kami akan melakukannya,” kata Powell dalam pidatonya, seperti dilaporkan oleh Reuters, Jumat (26/8/2023).

Dia menambahkan, bahwa selama setahun terakhir The Fed terus memperketat kebijakan moneternya. Hasilnya, inflasi di AS telah turun dari level tertingginya.

“Namun inflasi masih terlalu tinggi. Kami siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan, dan bermaksud untuk mempertahankan kebijakan pada tingkat yang restriktif sampai kami mencapai tingkat yang lebih ketat," lanjutnya.

Di sisi lain, dia juga menunjukkan adanya kekhawatiran baru terhadap data ekonomi terkini dari AS.

“Kami memperhatikan tanda-tanda bahwa perekonomian AS mungkin tidak melambat seperti yang diharapkan, dengan belanja konsumen sangat kuat dan sektor properti mungkin pulih, kata Powell.

Perekonomian yang terus tumbuh di atas tren, kata Powell, dikhawatirkan akan ‘mengganggu’ Upaya The Fed untuk menekan laju inflasi untuk mencapai target 2 persen.

"Hal ini dapat membahayakan kemajuan inflasi dan memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut."

Pernyataan Powell kali ini berbeda dengan pidatonya tahun lalu di konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Federal Reserve Bank of Kansas City. Kala itu Powell menunjukkan adanya kekhawatiran bahwa kebijakan moneter yang ketat, akan berdampak pada konsumsi rumah tangga AS

Namun, satu hal yang sama antara pidatonya tahun lalu dengan tahun ini adalah dia tidak memberikan sinyal bahwa penurunan suku bunga akan segera terjadi.

Adapun, dalam konsensus yang dilaporkan oleh Reuters, para pelaku pasar merespons pidato Powell melalui proyeksi waktu pelaksanaan kenaikan suku bunga The Fed.

Kurang dari 20 persen pelaku pasar meyakini kenaikan suku bunga akan dilakukan dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada September mendatang. Sementara itu, lebih dari 50 persen pelaku pasar meyakini kenaikan suku bunga akan diambil The Fed pada FOMC pada 31 Oktober-1 November 2023 dan 12-13 Desember 2023.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper