Bisnis.com, JAKARTA -- Fraksi Partai NasDem DPR RI mendesak pemerintah agar mencari alternatif untuk pasar ekspor Indonesia demi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024.
Ketua Fraksi Partai NasDem DPR Roberth Rouw berpandangan bahwa target pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2 persen yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pidato nota keuangan beberapa waktu dinilai masih cukup tinggi.
Menurutnya, jika mengacu pada laporan IMF World Economic Outlook edisi Juli 2023, Indonesia diproyeksikan mentok hanya tumbuh 5 persen akibat mitra dagang utama Indonesia yaitu Amerika Serikat, China dan Eropa akan mengalami perlambatan ekonomi.
"Kondisi ini dikhawatirkan bisa menyebabkan ekspor dan investasi Indonesia akan tertekan," tuturnya dikutip dari dokumen Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas RAPBN 2024 beserta Nota Keuangan yang dikutip pada Rabu (23/8/2023).
Roberth berpandangan bahwa kondisi tersebut telah membuat Indonesia hanya akan bergantung pada sisi konsumsi dan belanja Pemerintah saja.
"Maka dari itu, pemerintah butuh usaha yang lebih serius untuk mencari alternatif lainnya," katanya.
Baca Juga
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai kisaran 5,2 persen pada 2023. APBN juga akan dijaga tetap stabil dan kuat. Hal Ini disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pidato Kenegaraan dalam rangka Penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan, Rabu (16/8/2023).
"Pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan sebesar 5,2 persen," katanya.
Untuk diketahui, target pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan target yang telah disepakati pemerintah dan DPR RI sebelumnya pada kisaran 5,1 persen—5,7 persen. Lalu, target itu juga lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 di 5,3 persen.
Jokowi mengatakan, stabilitas ekonomi makro ke depan akan terus dijaga, terutama pada tahun politik, sehingga kinerja perekonomian domestik dapat tetap terdorong.
"Situasi kondusif dan damai pada Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 harus kita wujudkan demi meningkatkan optimisme perekonomian jangka pendek," ucap Jokowi.