Bisnis.com, JAKARTA - Srettha Thavisin terpilih menjadi Perdana Menteri (PM) Thailand setelah mendapat dukungan dari parlemen yang sejalan dengan istana. Berikut profil dan rekam jejak Srettha Thavisin.
Mengutip Reuters, Rabu (23/8/23), Srettha Thavisin berasal dari keluarga yang memiliki koneksi mendalam di kalangan elit bisnis. Dia memeroleh gelar ekonomi dan manajemen di Amerika Serikat (AS) dan meniti karirnya pertama kali di Procter & Gamble cabang Thailand.
Bersama dengan beberapa sepupunya, dia kemudian mendirikan perusahaan yang kemudian berkembang menjadi pengembang properti Sansiri pada periode 1990-an yang menjadi salah satu perusahaan properti terbesar di Thailand.
Sansiri yang terdaftar di Bangkok diketahui membukukan pendapatan sebesar 34,9 miliar baht atau sekitar Rp15 triliun dan laba bersih 4,2 miliar baht atau sekitar Rp1,8 triliun pada 2022. Saham Sansiri juga tercatat naik lebih dari 8 persen di Bangkok pada Selasa (22/8/2023).
Diketahui pada bulan ini, seorang tokoh politik Chuwit Kamolvisit menuduh Srettha ketika menjabat sebagai wakil dari Sansiri, terlibat dalam pelanggaran dalam dua transaksi tanah. Hal ini dibantah dari Srettha dan Sansiri.
Baca Juga
Tanggapan Mengenai Srettha Thavisin
Srettha diketahui sebagai penggemar setia klub sepak bola Inggris Liverpool. Sosial medianya juga dipenuhi dengan gambar-gambar anjing.
Para analis dan orang-orang yang mengenalnya mengatakan bahwa menjadi seorang pemula dalam dunia politik memiliki keuntungan dan kerugian.
Kolega partai dan dua rekan bisnisnya, menggambarkan Srettha adalah pembicara yang tidak takut untuk mengutarakan pendapatnya. Rekan bisnisnya bahkan mengatakan bahwa Srettha belum benar-benar beradaptasi untuk menjadi seorang politisi.
"Begitu banyak politisi yang tidak merasa nyaman berada di dekatnya, mereka takut tidak dapat mengendalikan atau mempengaruhinya," jelas rekan bisnisnya.
Meskipun tidak terbebani dengan kewajiban politik yang lama, pada saat yang sama Srettha tidak memiliki basis dukungan politik, baik di dalam partai maupun publik yang lebih luas.
Dekan fakultas ilmu politik di Universitas Ubon Ratchathani Titipol Phakdeewanich mengatakan bahwa Srettha adalah orang luar politik. Koneksi bisnis dan pengalamannya mungkin membantu gaya manajemennya dan mendorong kebijakan ekonomi.
“Namun, ada pertanyaan apakah dia benar-benar independen dari Thaksin [Mantan Perdana Menteri Thailand]," jelas Titipol.