Bisnis.com, SEMARANG - Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor nonmigas ke Australia meningkat menjadi US$3,37 miliar atau setara Rp51,67 triliun (asumsi kurs Rp15.326 per US$) pada 2023.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyampaikan, Indonesia dalam pertemuan bilateral dengan Australia pada Senin (21/8/2023), melakukan pembahasan dan peningkatan kerja sama perdagangan, termasuk meningkatkan nilai ekspor.
"Di 2023, target nilai ekspor kita US$3,37 miliar," kata Jerry dalam konferensi pers Asean Economic Ministers/AEM ke-55 di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (22/8/2023).
Adapun, pemerintah masih menghitung target ekspor nonmigas 2024, dan berharap nilai ekspor kian meningkat ke depannya.
Jerry menuturkan, persetujuan kemitraan ekonomi yang komprehensif antara Indonesia dengan Australia atau IA-CEPA membebaskan biaya masuk bagi 7.000 produk sehingga dia meminta para eksportir termasuk pelaku UMKM untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Menurut Satu Data Kemendag, total ekspor nonmigas Indonesia ke Australia pada semester I/2023 tercatat sebesar US$1,4 miliar. Angka tersebut turun dibandingkan periode yang sama pada 2022 sebesar US$1,6 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, sepanjang 2022, total ekspor nonmigas Indonesia ke Australia mencapai US$3,2 miliar.
Adapun, Indonesia dan Australia menggelar pertemuan bilateral di sela-sela rangkaian AEM ke-55 pada Senin (21/8/2023). Pertemuan bilateral tersebut dihadiri oleh Jerry dan Asisten Menteri Urusan Luar Negeri Australia Tim Watts.
Jerry sebelumnya menyebut, adanya IA-CEPA semakin memberikan keuntungan bagi kedua negara, di antaranya mutual recognition arrangement atau MRA insinyur profesional, penambahan kuota working holiday visa (WHV) untuk masuk Australia, pembukaan universitas-universitas Australia di Indonesia, dan lainnya.
Turut dibahas pula mengenai Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan Asean Australia-New Zealand Free Trade Area (AANZFTA).