Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Perdagangan Negara Asean Diramal Masih Suram

Ketidakpastian global yang masih berlanjut, seperti perang Rusia-Ukraina dan pelemahan ekonomi AS & Eropa membayangi kinerja perdagangan negara-negara Asean
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memproyeksikan kinerja perdagangan negara-negara di Asean belum bergairah sampai tahun depan. Hal itu seiring dengan ketidakpastian global yang masih berlanjut, seperti perang Rusia dengan Ukraina hingga pelemahan ekonomi Amerika Serikat dan Eropa.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menyebut, situasi sulit itu bisa terjadi seiring dengan proyeksi volume perdagangan global yang menurun tahun ini. Di sisi lain, pelemahan harga sejumlah komoditas ekspor andalan juga tidak bisa dihindari.

"Ini bukan salah Asean karena kalau dilihat mitra dagang terbesar itu justru dari China, Amerika Serikat sehingga kalau ada kerja sama, situasinya juga sama dalam keadaan yang sulit," ujar Tauhid saat dihubungi, Selasa (22/8/2023).

Oleh karena itu, dia menekankan agar pertemuan para menteri ekonomi Asean atau Asean Economy Ministers (AEM) dapat memanfaatkan peluang-peluang baru perdagangan yang lebih potensial.

Sebagaimana diketahui, perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara Asean Plus masih mengalami defisit, terutama dengan Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

"Kita cuma surplus misalnya dengan India dan Filipina," ucapnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, menurutnya, pemerintah harus mendorong kinerja industri domestik untuk menghasilkan produk substitusi impor yang berdaya saing. Khususnya untuk produk yang importasinya tinggi seperti di industri mesin, baja, farmasi, dan pertanian.

Di sisi lain, menurut Tauhid, tren perdagangan dunia saat ini juga telah berubah. Ekspor jasa memiliki potensi yang lebih besar yang bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak kinerja perdagangan, terutama di era digitalisasi.  

Salah satunya, yakni jasa di sektor keuangan, dalam hal ini sistem pembayaran digital. Di Asean Plus [termasuk Australia, Selandia Baru, Korsel], kata Tauhid, masing-masing negara seharusnya membicarakan sistem pembayaran digital yang cukup adil.

Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa dalam perdagangan jasa dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) berbasis teknologi yang mumpuni. Namun, sayangnya saat ini posisi Indonesia masih kalah dengan sejumlah negara tetangga di kawasan seperti Malyasia dan Singapura yang adopsi teknologinya lebih tinggi.

"Padahal trade flow jasa ini kan tanpa batas, misalnya di bidang investasi digital itu kan besar sekali uang kita keluar. Ini yang tidak pernah dilihat sebagai satu potensi perdagangan yang besar," katanya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menargetkan nilai perdagangan Indonesia dengan Selandia Baru naik menjadi 4 miliar dolar Selandia Baru pada tahun depan.

“Kita sama-sama optimis perdagangan kita di 2024 bisa melebihi $4 miliar [Selandia Baru], sekarang masih di bawah,” kata Zulhas usai menghadiri pertemuan bilateral dengan Korea Selatan, di sela-sela AEM ke-55, Senin (21/8/2023).

Untuk mencapai target $4 miliar Selandia Baru di 2024, kedua negara sepakat untuk mendukung penyelesaian protokol kedua perubahan Australia New Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA).

Sebagai informasi, AANZFTA merupakan perjanjian perdagangan bebas komprehensif dan tunggal yang membuka dan menciptakan peluang baru bagi sekitar 663 juta orang di Asean, Australia, dan Selandia Baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper