Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Bahlil Bocorkan Hasil Pertemuan AEM-26th AIA Council, Apa Saja yang Jadi Sorotan?

Bahlil Lahadalia memaparkan poin-poin penting hasil pertemuan AEM-26th Asean Investment Area (AIA) Council.
Pertemuan AEM - 26th Asean Investment Area (AIA) Council di Hotel Padma, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023). JIBI/Bisnis- Ni Luh Anggela
Pertemuan AEM - 26th Asean Investment Area (AIA) Council di Hotel Padma, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023). JIBI/Bisnis- Ni Luh Anggela

Bisnis.com, SEMARANG - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memaparkan poin-poin penting hasil pertemuan AEM-26th Asean Investment Area (AIA) Council pada Sabtu (19/8/2023).

Bahlil menyampaikan, pertemuan tersebut telah melahirkan sejumlah keputusan bersama dengan Menteri Ekonomi Asean, khususnya klaster investasi.

“Tadi kami sudah melahirkan beberapa keputusan-keputusan bersama dengan menteri-menteri di Asean,” kata Bahlil usai menghadiri pertemuan AEM-26th AIA Council di Hotel Padma, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023).

Terdapat empat keputusan bersama yang dihasilkan dari pertemuan tersebut. Pertama, menjadikan kawasan Asean sebagai kawasan tak terpisah, dengan mengedepankan asas pemerataan dari investasi. 

Menurut mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini, investasi yang masuk tidak boleh dimanfaatkan oleh satu atau dua negara tertentu. Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata Bahlil, dalam berbagai kesempatan selalu mengatakan bahwa Asean hadir untuk kemakmuran seluruh negara anggotanya.

Atas dasar itu, Asean telah merombak protokol investasi di negara kawasan dengan memungkinkan untuk masuknya poin-poin tambahan pada sektor-sektor yang dianggap prioritas oleh negara masing-masing.

Perkembangan kehutanan misalnya. Menurut Bahlil, masing-masing negara harus diberikan ruang untuk menentukan mana yang menjadi prioritas namun tetap memerhatikan keunggulan-keunggulan komparatif di negaranya.

Kedua, kajian khusus terhadap pemberlakuan global minimum tax yang diberlakukan oleh UNCTAD. Pasalnya, kebijakan ini dinilai belum tentu memberikan dampak positif bagi negara-negara berkembang, yang mana memanfaatkan kebijakan tax holiday untuk menarik investor membangun industri di negaranya. 

“Dengan adanya pemberlakuan tax minimum global, maka tax holiday itu maksimal 15 persen, tadi kita sudah memutuskan bahwa ini butuh kajian ulang ya,” jelasnya.

Tujuan dari kajian khusus ini adalah untuk menghindari kebijakan yang dapat menguntungkan salah satu kelompok negara tertentu. 

Ketiga, Asean menyepakati pentingnya melakukan formulasi untuk membangun ekosistem energi baru terbarukan serta menurunkan emisi, termasuk dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di kawasan Asean.

Keempat, negara kawasan sepakat untuk melakukan penyesuaian terhadap berbagai macam kebutuhan untuk investor global yang akan masuk ke Asean.

“Saya pikir itu beberapa kesepakatan-kesepakatan keputusan di dalam forum tadi,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper