Bisnis.com, SEMARANG - Ketua Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (Asean-BAC) 2023 Arsjad Rasjid mendukung para menteri ekonomi negara-negara Asean (Asean Economic Ministers’/AEM) untuk berkolaborasi khususnya di sektor pangan dengan India dan Rusia.
Arsjad menyampaikan, semua pihak wajib memastikan bahwa isu pangan menjadi yang utama sehingga pihaknya sangat mendukung kolaborasi yang dapat membantu masyarakat.
“Kita mendukung apapun upaya yang dilakukan karena itu akan membantu, balik lagi kepada manusia,” kata Arsjad dalam konferensi pers 22nd Asean-BAC Joint Business Council (JBC) Meeting di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8/2023).
Adapun, AEM pada Senin (21/8/2023), akan melaksanakan pertemuan terpisah dengan Rusia dan India, masing-masing dalam forum 12th AEM-Rusia Consultation dan 20th AEM-India Consultation.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono menegaskan bahwa isu ketahanan pangan tidak dibahas secara spesifik dalam kedua pertemuan tersebut.
“Isu ketahanan pangan secara spesifik tidak di bahas di sini,” kata Djatmiko dalam media briefing 55th AEM di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah, Kamis (17/8/2023).
Baca Juga
Dalam pertemuan tersebut, jelas dia, AEM lebih mendorong pada konsultasi kerja sama dengan Rusia dan India. Pasalnya, semua negara yang hadir dalam agenda ini cukup sadar bahwa forum ini kurang tepat untuk mendiskusikan kebijakan pembatasan yang dilakukan kedua negara tersebut.
Adapun, isu terkait ketahanan pangan ini mencuat usai adanya kebijakan pembatasan yang diterapkan Rusia dan India.
Pada Juli 2023, pemerintah India resmi mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor beras tertentu untuk mengamankan stok beras dalam negeri dan menahan kenaikan harga di pasar domestik imbas perubahan iklim.
Sementara itu, Rusia memutuskan keluar dari Black Sea Grain Initiative atau kesepakatan biji-bijian Ukraina, yang membuat ketahanan pangan global semakin terancam.