Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang momentum pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Asean di Jakarta, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengebut proses rehabilitasi Jakarta Convention Center (JCC).
Menteri PUPR Basuki Handimuljono menjelaskan bahwa biaya penanganan JCC tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp115 miliar.
Lebih lanjut, proses rehabilitasi JCC hingga 11 Agustus 2023, dilaporkan telah mencapai 68,1 persen. Seiring dengan hal tersebut, Kementerian PUPR menargetkan proses renovasi dapat rampung pada akhir Agustus 2023 mendatang.
"Mudah-mudahan tanggal 25 Agustus 2023 sudah selesai semua dan kita bisa melihat hasilnya," kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (13/8/2023).
Rehabilitasi JCC telah dikerjakan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jakarta Metro, Ditjen Cipta Karya sejak 12 Juni 2023 dengan masa pelaksanaan 105 hari.
Adapun, pekerjaan rehabilitasi JCC terdiri dari empat Zona, yakni Zona 1 (Lower Ground) meliputi pekerjaan arsitektur Kasuari Lounge, Merak Room, Nuri Room, Maleo Room, Kenari Room, Kakatua Room, Lower Lobby Pre Function, Summit Room, Summit Lounge, walkway (ke Hotel Sultan), mushola dan toilet dengan progres 62 persen.
Baca Juga
Zona 2 (Ground Floor) terdiri dari pekerjaan arsitektur Assembly Hall, Main Lobby, Cendrawasih Hall dan Koridor, Prefunction Hall A, serta VIP Room dan toilet (Cendrawasih) dengan progres 65 persen.
Kemudian, untuk zona 3 (Ground) terdiri atas penanganan plenary hall dan koridor serta president area dengan progres 58 persen. Terakhir, Zona 4 (Ground) berupa pemasangan kanopi, penataan drop off, taman depan, taman samping, toilet, dan mushola outdoor dengan progres 76,5 persen.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan, rehabilitasi JCC memiliki konsep desain utama dengan mengadopsi elemen budaya Indonesia yang dapat mencerminkan karakter dan identitas bangsa Indonesia.
"Kami menambahkan instrumen-instrumen yang menggambarkan keragaman Indonesia, misalnya di tambah balutan rotan sintetis, padded wall, dan karpet," pungkas Dian.