Bisnis.com, JAKARTA - Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengungkapkan sejumlah pemicu mahalnya harga bawang putih di Indonesia yang sudah terjadi sejak Januari 2023, salah satunya terkait produksi tak sebanding konsumsi.
Peneliti CIPS Hasran menyampaikan, alasan pertama naiknya harga bawang putih di 2023 terjadi lantaran tingkat konsumsi bawang putih meningkat, tetapi tidak dibarengi dengan kenaikan produksi dalam negeri.
“Banyak petani bawang putih dalam negeri yang berpindah dari menanam bawang putih ke tanaman lain yang lebih produktif,” kata Hasran dalam keterangan resminya, Jumat (11/8/2023).
Menurut data Kementerian Pertanian, kenaikan konsumsi bawang putih diperkirakan mencapai rerata 1,38 persen per tahun. Kondisi ini tidak dibarengi dengan kenaikan produksi dalam negeri, yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) justru turun menjadi 30.582 ton pada 2022, dari sebelumnya 88.816 ton pada 2019.
Alasan kedua adalah naiknya harga bawang putih di pasar dunia. Sejauh ini, 95 persen kebutuhan bawang putih di dalam negeri dipenuhi oleh impor sehingga naiknya harga bawang putih di pasar internasional akan berdampak terhadap harga di dalam negeri.
Sebagai informasi, China memasok 85,58 persen dari bawang putih yang diimpor di Indonesia. Saat ini, harga bawang putih di Negeri Tirai Bambu tengah meroket akibat musim hujan yang berkepanjangan, sehingga menyebabkan harga bawang putih di Indonesia ikut terkerek naik.
Baca Juga
Pemicu selanjutnya adalah terlambatnya realisasi impor. Hasran menuturkan, hingga Juli 2023 realisasi impor baru sekitar 171.500 ton dari 270.000 ton yang ditugaskan.
Untuk meredam gejolak harga bawang putih, Hasran mengusulkan agar pemerintah meningkatkan peran importir swasta dalam pengendalian harga bawang putih.
“Ini akan mampu mempercepat proses impor karena waktunya disesuaikan dengan permintaan pasar,” ujarnya.
Pemerintah juga diminta untuk mengevaluasi kebijakan wajib tanam. Sebab, di samping belum memberikan hasil, ini juga membebani pihak swasta sehingga pemerintah diharapkan dapat memberikan akses modal yang lebih mudah kepada petani bawang putih.
“Hal ini akan menguntungkan produsen bawang putih lokal dalam jangka panjang serta mengatasi masalah keterbatasan lahan,” pungkasnya.