Bisnis.com, JAKARTA -- Di tengah meningkatnya suasana seperti perang dagang akibat saling sandera antara Amerika Serikat dengan pemerintah China terkait bahan semikonduktor seperti galium hingga produk turunannya, negeri Paman Sam menyiapkan strategi baru untuk memastikan ketersediaan komponen utama industri teknologi tinggi itu di negaranya.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) pada Rabu (9/8/2023) mengatakan menyiapkan pendanaan sebesar US$52,7 miliar atau setara Rp801 triliun untuk produksi, penelitian, dan pengembangan tenaga kerja semikonduktor AS. Dana jumbo itu disebutkan akan dikucurkan kepada perusahaan yang memasok produk semikonduktor ke pemerintah.
Saat ini lebih dari 460 perusahaan menyatakan minatnya untuk memenangkan pendanaan subsidi semikonduktor pemerintah AS itu. Pendanaan ini sekaligus bagian dari menandai satu tahun penandatanganan undang-undang “Chips for America” oleh Presiden AS Joe Biden.
Dalam pernyataannya, Biden mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Semikonduktor AS telah mengumumkan investasi senilai US$166 miliar atau setara Rp2,5 kuadriliun dalam bidang manufaktur semikonduktor dan elektronik selama setahun terakhir.
“[Undang-undang ini akan] membuat Amerika sekali lagi menjadi pemimpin dalam bidang manufaktur semikonduktor dan mengurangi ketergantungan pada negara lain untuk rantai pasokan elektronik atau energi bersih," jelas Biden, mengutip pemberitaan Reuters pada Kamis (10/82023).
Sejauh ini disebutkan Departemen Perdagangan mulai menerima aplikasi subsidi sejak Juni 2023. Pada program awal ini subsidi senilai US$39 miliar untuk manufaktur semikonduktor AS serta peralatan dan bahan untuk membuat chip dikucurkan.
Baca Juga
Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo, bahkan mengatakan kepada wartawan bahwa AS akhirnya melakukan investasi yang sudah lama tertunda, untuk mengamankan ekonomi dan keamanan nasional negaranya.
"Kami sedang berdialog secara aktif dengan para pemohon dan kami berharap dapat mengumumkan kemajuan besar dalam beberapa bulan ke depan." ucap seorang pejabat senior Departemen Perdagangan.
AS Resmi Batasi Investasi di China
Di hari yang sama, Biden juga menandatangani perintah eksekutif, melarang beberapa investasi baru oleh pengusaha AS di China dan mewajibkan pemberitahuan pemerintah di sektor teknologi lainnya.
Pembatasan tersebut mencakup tiga sektor, yakni semikonduktor dan mikroelektronika, teknologi informasi kuantum, dan sistem kecerdasan buatan tertentu.
Perintah ini diberlakukan dengan tujuan untuk mencegah modal dan keahlian AS membantu mengembangkan teknologi China, yang dianggap dapat mendukung modernisasi militernya dan merusak keamanan nasional AS.
China sendiri menyatakan keprihatinannya mengenai perintah tersebut dan mengatakan berhak untuk mengambil tindakan.