Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ladang Gas Raksasa di Papua Ini Berpotensi Dilelang Akhir Tahun

Kementerian ESDM tengah mempertimbangkan lelang Blok Warim di Papua pada akhir tahun ini.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji memberi keterangan soal kegiatan eksplorasi hulu migas saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/8/2023)/Bisnis-Nyoman Ary Wahyudi
Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji memberi keterangan soal kegiatan eksplorasi hulu migas saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/8/2023)/Bisnis-Nyoman Ary Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mendorong percepatan lelang Blok Warim, Papua, kendati ladang gas itu sebagian tumpang tindih dengan Taman Nasional Lorentz. Lelang blok migas itu ditargetkan dapat dilakukan pada akhir tahun ini. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji Kementerian ESDM mengatakan, kementeriannya tidak akan menyertakan potensi sumber daya Blok Warim yang strukturnya tumpang tindih langsung dengan Taman Nasional Lorentz. Tutuka mengakui langkah itu bakal mengoreksi potensi sumber daya gas Blok Warim secara signifikan saat dibuka lelang nantinya. 

Hanya saja, Tutuka mengatakan, potensi koreksi itu masih dihitung lebih jauh bersama dengan otoritas hulu migas saat ini. Dia berharap koreksi atas pengecualian eksplorasi di kawasan Taman Nasional Lorents itu tetap menarik bagi calon investor. 

“Itu yang mau kita potong [kawasan Lorentz] kira-kira menarik tidak bagi mereka [investor], kalau menarik ya kita lelang akhir tahun ini,” kata Tutuka saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (9/8/2023). 

Tutuka mengatakan, kementerianya masih menahan upaya eksplorasi lebih lanjut pada kawasan yang tumpang tindih dengan warisan budaya dunia tersebut.

Seperti diketahui, Kementerian ESDM telah mengirimkan surat permohonan dispensasi atau pengecualian khusus untuk dapat mengembangkan cekungan Warim yang tumpang tindih dengan Taman Lorentz kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Permohonan dispensasi itu belum kunjung mendapat respon dari otoritas lingkungan hidup sejak pertama dikirimkan awal tahun ini.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengidentifikasi terdapat dua prospek struktur yang potensial tumpang tindih dengan taman nasional tersebut. 

“Kita mau fokus bagaimana kalau kita tidak usah yang berada di dalam Lorentz itu, kita keluarkan saja dulu,” kata Tutuka. 

Berdasarkan data milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dari hasil studi geologi awal, cekungan Warim memiliki potensi 25.968 juta barel minyak (MMBO) dan 47,27 triliun kaki kubik gas (TCF).

Sementara itu, Kepala SKk Migas Dwi Soetjipto mengatakan, terdapat sejumlah investor besar yang sudah menyampaikan minat mereka untuk mengembangkan blok tersebut. Hanya saja, Tjip mengatakan, lembaganya masih menunggu izin pengembangan untuk potensi yang tumpang tindih dengan Taman Lorentz.

“Sekarang sudah urus izin, setelah ini selesai kemudian kita tentu saja mencari KKKS [kontraktor kontrak kerja sama] yang berminat, sudah ada beberapa perusahaan besar tapi ini masih sama-sama menjajaki,” kata dia. 

Seperti diketahui, ConocoPhilips sempat memegang hak pengelolaan blok tersebut sebelum pada akhirnya dilepas pada pertengahan 2015. Saat itu, ConocoPhilips ingin fokus pada pengembangan lapangan di Palangkaraya, Kalimantan. 

Selain itu, masalah logistik dan perizinan disebutkan jadi alasan utama mundurnya KKKS asal Amerika Serikat tersebut dari cekungan yang belakangan kembali jadi perhatian pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper