Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bapanas Siapkan Strategi Antisipasi Pembatasan Gula India

Pemerintah tengah menyiapkan dengan baik produksi gula dalam negeri dan importasi di luar musim giling tebu.
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA  - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengaku sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi jika India memutuskan untuk membatasi ekspor gulanya.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan pemerintah tengah menyiapkan dengan baik produksi gula dalam negeri dan importasi di luar musim giling tebu.

“Kita siapkan dengan baik produksi dan importasi saat tidak giling [tebu],” kata Arief kepada Bisnis, Rabu (9/8/2023).

Arief mengungkapkan, harga gula dunia sempat menyentuh 26 sen per pon dalam dolar Amerika Serikat. Sehingga, pemerintah juga menaikkan harga gula di tingkat petani. 

Penyesuaian harga acuan untuk gula konsumsi tertuang dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) No.17/2023 tentang Perubahan Atas Perbadan No.11/2022 tentang Harga Acuan Penjualan di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Pembelian di Tingkat Konsumen Komoditas Kedelai, Bawang Merah, Cabai Rawit Merah, Cabai Merah Keriting, Daging Sapi/Kerbau, dan Gula Konsumsi.

Dalam aturan ini, Bapanas menetapkan harga acuan di tingkat produsen naik sebesar Rp1.000 per kilogram menjadi Rp12.500 per kilogram, dan di tingkat konsumen menjadi Rp14.500 per kilogram. Sementara itu, khusus Indonesia Timur, dan daerah 3TP (Tertinggal, Terluar, Terpencil, dan Perbatasan) ditetapkan sebesar Rp15.500 per kilogram.

Arief menyebut, kewajiban pemerintah saat ini adalah mengimplementasi kebijakan tersebut sesegera mungkin, sesuai dengan arahan Jokowi.

Menurutnya, harga jual gula yang baik dapat memotivasi para petani untuk terus berproduksi. Dengan begitu, suplai bahan baku tebu kian meningkat sehingga ketersediaan gula dalam negeri juga ikut melimpah.

Sementara itu, Ketua Umum Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo) Syukur Iwantoro mengatakan, selama lima tahun terakhir defisit rata-rata untuk gula konsumsi Indonesia sekitar 28 hingga 30 persen dari total 3,3 juta ton kebutuhan gula konsumsi nasional.

Jika India mengurangi ekspornya, Syukur menyebut pengurangan tersebut tidak terlalu berdampak terhadap pasokan impor raw sugar Indonesia, untuk menutup defisit tersebut.

“Walaupun India salah satu negara pemasok raw sugar kita, namun masih ada pemasok lain dari Thailand, Australia, serta Brasil,” kata Syukur.

Kendati demikian, Syukur berharap dinamika pasokan dan harga gula global akhir-akhir ini semakin menggugah semua pihak termasuk pemerintah untuk bersama-sama bersinergi melakukan percepatan pencapaian swasembada gula nasional. 

Berdasarkan data Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) Bapanas per 8 Agustus 2023, stok gula pasir mencapai 156.665,67 ton atau 55 persen terhadap kebutuhan bulanan. Total stok ini berasal dari stok Bulog sebanyak 7.825,21 ton, ID Food 27.138,46 ton, dan PTPN 121.702,00 ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper