Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Alat Berat Lesu, Produksi Kuartal I/2024 Anjlok 23%

Produksi alat berat mengalami penurunan sebanyak 1.668 unit atau turun 23% year-on-year (yoy) pada kuartal I/2024.
Alat berat beroperasi di tambang batu bara PT Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada Juli 2011. - Bloomberg/Dadang Tri
Alat berat beroperasi di tambang batu bara PT Bukit Asam (PTBA) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada Juli 2011. - Bloomberg/Dadang Tri

Bisnis.com, JAKARTA - Produksi alat berat mengalami penurunan sebanyak 1.668 unit atau turun 23% year-on-year (yoy) pada kuartal I/2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 2.176 unit. 

Berdasarkan data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), produksi hydraulic excavator mendominasi, yakni sebanyak 1.427 unit. Disusul dump truck 141 unit dan bulldozer 120 unit. 

Ketua Umum Hinabi Giri Sakai mengatakan, kontribusi permintaan dari sektor pertambangan masih mendominasi, yakni sebesar 60% dari total produksi periode ini. Sementara itu, porsi alat berat ke sektor agroforestri 30% dan konstruksi 10%. 

"Faktor pendorong sebagaimana kita ketahui pemilu baru usai, nah customer wait and see tunggu kepastian itu salah satu pendorongnya," kata Giri kepada Bisnis, Rabu (8/5/2024). 

Penurunan produksi alat berat periode ini juga melanjutkan tren lesu dari tahun lalu. Adapun, secara tahunan, dari periode 2022 ke 2023 terjadi penurunan produksi sebesar 8,61%.

Produksi alat berat sebanyak 8.066 unit pada 2023 atau turun dari tahun sebelumnya sebanyak 8.826 unit. 

Kendati demikian, dia melihat masih ada pertumbuhan permintaan di berbagai sektor yang diproyeksi masih di atas kapasitas produksi dalam negeri. 

"Prediksi Hinabi 8.000 unit di tahun 2024 atau lebih kurang sama dengan tahun 2023 secara produksi," ujarnya. 

Lebih lanjut, untuk meningkatkan kinerja produksi alat berat, Hinabi meminta kemudahan impor bahan baku mengingat tingkat komponen dalam negeri (TKDN) alat berat masih di level 40-50%. 

Senada, Ketua Umum Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Yushi Sandidarma menyampaikan bahwa permintaan alat berat dari domestik terus melemah. 

"Untuk ekskavator sendiri di awal tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama itu turun sekitar 31%, itu data dari IRG, data yang dibutuhkan perusahaan luar untuk penjualan ekskavator yang ada di Indonesia dan negara lain di Asean dan Southest Asia," ujarnya. 

Adapun, faktor penurunan penjualan pada kuartal I/2024 yakni daya beli masyarakat yang fokus untuk belanja pada momentum tahun baru, Imlek, Lebaran hingga Pilpres 2024 yang menyebabkan pengusaha wait and see

Yushi berharap proyek strategis pemerintah atau proyek strategis nasional (PSN) yang saat ini digenjot, yaitu pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut dia, proyek tersebut sangat menunjang penjualan alat berat awal kuartal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper