Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Loyo, Siap-siap Harga Alat Berat Melesat

Depresiasi rupiah bakal mengerek harga alat-alat berat, terutama jenis eskavator yang sebagian besar masih diimpor.
Ekskavator hidrolik mini untuk kelas 6 ton CAT 306E2. / Istimewa
Ekskavator hidrolik mini untuk kelas 6 ton CAT 306E2. / Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA- Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) mengungkap potensi kenaikan harga alat berat yang dipicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Adapun, nilai tukar rupiah hari ini, Rabu (24/4/2024) pukul 09.00 WIB sebesarRp16.165 per dolar AS. Nilainya menguat setelah sempat bertahan di posisi Rp16.200 beberapa waktu lalu

Ketua Umum Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Yushi Sandidarma mengatakan pihaknya mau tak mau memutar otak untuk merancang strategi agar usahanya selamat.

"Dampaknya pastinya kalau situasi seperti ini saya rasa pasti akan berdampak ke kenaikan harga, karena rata-rata transaksi yang dilakukan dengan dolar AS," kata Yushi kepada Bisnis, Rabu (24/4/2024).

Yushi yang juga merupakan Direktur PT Daya Kobelco Construction Marchinery Indonesia menyebutkan sebagian besar komponen alat berat maupun alat berat berupa Completerly Knock Down (CKD) dan Completely Built Up (CBU) masih diimpor.

Kondisi tersebut membuat ongkos importasi semakin mahal sehingga akan berdampak ke harga jual. Meskipun, dia memastikan saat ini bahwa perusahaannya belum mengalami dampak signifikan. 

Namun, dia tak memungkiri bahwa depresiasi rupiah merupakan tantangan besar bagi pengusaha alat berat. Terlebih, mengingat permintaan alat berat dari domestik terus melemah.

"Untuk ekskavator sendiri di awal tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama itu turun sekitar 31%, itu data dari IRG, data yang dibutuhkan perusahaan luar untuk penjualan ekskavator yang ada di Indonesia dan negara lain di Asean dan Southest Asia," ujarnya.

Adapun, faktor penurunan penjualan pada kuartal I/2024 yakni daya beli masyarakat yang fokus untuk belanja pada momentum tahun baru, imlek, lebaran hingga Pilpres 2024 yang menyebabkan pengusaha wait an see.

Yushi berharap proyek strategis pemerintah atau Proyek Strategis Nasiional (PNS) yang saat ini digenjot yaitu pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Menurut dia, proyek tersebut sangat menunjang penjualan alat berat awal kuartal ini.

 "Kalau ekskavator untuk poryek forestri, mining cukup stabil tapi memang sekarang kan harga nikel, CPO sedang gak bagus. Harga batu bara juga agak sedikit kurang," tuturnya.

Sebelumnya, PAABI mencatat penjualan alat berat tahun ini turun 20,8% menjadi 18.123 unit dibandingkan dengan 20.300 unit tahun 2022. Pihaknya memproyeksi penjulan tahun ini hanya mampu mencapai 14.000 unit atau turun 25% dibandingkan tahun lalu.

"Saya pikir akan turun, karena di kuartal pertama ini turun, in total saya rasa mungkin pasti akan turun dibanding tahun lalu," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper