Bisnis.com, JAKARTA – Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung telah diundur operasionalnya menjadi September 2023. Di balik keputusan tersebut, proyek ini memiliki sederet daftar masalah sejak pelaksanaannya.
Tahun ini menjadi tahun ketujuh berjalannya proyek Kereta Cepat sejak konstruksi dimulai pada 2016 yang menimbulkan sejumlah jejak permasalahan. Teranyar, masa uji coba operasi Kereta Cepat dipastikan mundur ke bulan September 2023.
Sebelumnya, masa uji coba terbatas tersebut direncanakan dimulai pada 18 Agustus 2023 bersamaan dengan peresmian proyek tersebut.
Eva Chairunisa, General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mengatakan, rencananya uji coba pra operasi akan berlangsung mulai awal September 2023. Meski demikian, Eva belum menyebutkan tanggal pasti pembukaan uji coba tersebut.
“Sesuai arahan pemerintah, uji coba Kereta Cepat berlangsung mulai awal September 2023. Pada masa tersebut, masyarakat dapat mencoba kereta cepat tanpa dikenakan biaya,” kata Eva melalui keterangan persnya, Selasa (8/8/2023).
Selain pengunduran target operasi, berikut adalah sejumlah masalah yang dialami oleh proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dirangkum oleh Bisnis.com hingga awal Agustus 2023.
Baca Juga
Sederet Masalah Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung:
1. Biaya Bengkak
Dalam catatan Bisnis.com pada 2 November 2022, proyek kereta cepat kembali menghadapi masalah lain, yakni pembengkakan biaya (cost overrun). Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, biaya proyek Kereta Cepat bertambah US$1,449 miliar atau setara dengan Rp21 triliun.
Dengan demikian, total nilai proyek patungan Indonesia dan China itu bengkak hingga US$7,5 miliar atau setara Rp117 triliun.
Besaran biaya bengkak atau cost overrun proyek kereta cepat itu merupakan temuan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sebelumnya, nilai awal proyek yakni US$6,071 miliar.
"Sekarang kami berada di angka US$1,449 miliar [US$1,5 miliar] sehingga total project cost menjadi US$7,5 miliar," kata Tiko kala itu.
Pada akhirnya, Indonesia dan China menyepakati besaran pembengkakan biaya tersebut senilai US$1,2 juta dolar atau sekitar Rp18,2 triliun. Kesepakatan tersebut berhasil dicapai pada pertengahan Februari 2023 lalu setelah melalui proses negosiasi yang cukup panjang.
2. Kecelakaan Kerja
Berdasarkan catatan Bisnis.com pada 18 Desember 2023, sebanyak dua orang WNA China pekerja kontraktor Sinohydro tewas akibat kecelakaan kereta teknis pada jalur Kereta Cepat. Selain itu, empat orang pekerja asal China juga mengalami luka-luka hingga dirawat di rumah sakit.
Akibatnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menginstruksikan agar pekerjaan proyek di jalur lokasi kecelakaan dihentikan sementara waktu. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diminta untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan selama proyek dihentikan.
"Kegiatan yang diberhentikan sementara merupakan kegiatan yang berlangsung pada ruas jalur terdampak, sementara kegiatan pembangunan di lokasi lain akan tetap dilanjutkan sesuai dengan rencana," ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kala itu.
3. Pencurian Baut dan Kabel
Kemudian Kereta Cepat juga menghadapi masalah pencurian baut dan kabel tembaga proyek ini. Pada 7 Juni 2023, Kepolisian menangkap 6 orang yang diduga menjadi pencurian komponen-komponen kereta cepat di wilayah Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Karawang, Jawa Barat.
Keenam pelaku pencurian tersebut, di antaranya berinisial KM (27) warga Desa Taman Mekar, Kecamatan Pangkalan, Karawang yang merupakan petugas keamanan proyek. Kemudian pelaku lainnya berinisial SF (23), DW (46), EN (38), MW (46) dan AA (38).
Para pelaku ditangkap pada Kamis (1/6/2023) setelah berkomplot melakukan pencurian baut dan kabel tembaga proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di sekitar Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Karawang.