Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM Matangkan Aturan Penyimpanan Karbon di Luar Sektor Migas

Pemerintah tengah menyusun aturan penerapan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) untuk sektor di luar industri migas.
Ilustrasi emisi karbon dari sebuah pabrik/ Bloomberg
Ilustrasi emisi karbon dari sebuah pabrik/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji perluasan penerapan fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) untuk sektor di luar industri minyak dan gas (migas). 

Direktur Pembinaan Program Migas Mustafid Gunawan mengatakan, kementeriannya masih membahas terkait dengan peraturan terkait untuk perluasan fasilitas CCS/CCUS untuk sektor nonmigas tersebut. 

“Pemerintah saat ini sedang berupaya mengembangkan kerangka peraturan untuk mengatur mekanisme CCS dan CCUS lebih lanjut, termasuk untuk proyek yang berada di dalam dan di luar operasi minyak dan gas,” kata Mustafid seperti dikutip dari siaran pers, Senin (7/8/2023). 

Mustafid menerangkan, perlu sinergi antara pemangku kepentingan dan kementerian untuk menerapkan program perluasan CCS/CCUS tersebut. 

"Hal-hal tersebut sangat dibutuhkan dalam mendorong suksesnya kegiatan CCS/CCUS di Indonesia, termasuk pengembangan infrastruktur dan teknologi dalam menghubungkan berbagai sumber CO2 ke berbagai lokasi injeksi di Indonesia, yang saat ini biayanya masih mahal," katanya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan, banyak perusahaan migas kelas wahid, seperti BP, ExxonMobil, hingga Chevron ingin menjadi operator sejumlah reservoir penyimpanan karbon di Indonesia.  

Arifin mengatakan, ketertarikan sejumlah perusahaan migas global itu dipantik oleh potensi kapasitas penyimpanan atau storage karbon yang terbilang besar dari beberapa lapangan migas yang telah habis dikuras.  

“Sudah banyak yang berebut masuk untuk bisa mengoperasikan lapangan-lapangan ini, Exxon, Chevron, BP sudah langsung mulai di Tangguh, selain bisa menampung karbon untuk mengurangi emisi, juga bisa mendorong industri kita nanti sebagai carbon hub,” kata Arifin di Jakarta, Rabu (5/7/2023) malam. 

Berdasarkan studi yang telah dilakukan Lemigas Kementerian ESDM dan studi lainnya, Indonesia memiliki potensi storage sekitar 2 giga ton CO2 pada depleted reservoir migas yang tersebar pada beberapa area dan sekitar 10 giga ton CO2 pada saline aquifer di West Java dan South Sumatra Basin. 

Hasil kajian lain yang dilakukan oleh ExxonMobil memperkirakan potensi storage jauh lebih besar, yaitu sekitar 80 giga ton CO2 pada saline aquifer, sementara dari hasil kajian Rystad Energy memperkirakan lebih dari 400 giga ton CO2 pada reservoir migas dan saline aquifer Indonesia. 

Saat ini, terdapat 14 proyek fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCS/CCUS) yang tengah dikembangkan di Indonesia dengan target operasi maksimal 2030 mendatang. 

Adapun, ke-14 proyek itu tersebar dari Arun, Sakakemang, Central Sumatra Basin Hubs, Coal to DME+ yang dikembangkan Pertamina dan Chiyoda Corp; Ramba, Gundih, East Kalimantan & Sunda Asri Basin Hubs, CCU to Methanol RU V Balikpapan, Sukowati, Abadi, Blue Ammonia yang dikembangkan Panca Amara Utama bersama dengan Jogmec, Mitsubhisi dan ITB, Tangguh.  

Sementara itu, terdapat dua lapangan yang masih studi lebih lanjut di kawasan Jawa Timur yang dikembangkan Pertamina dan Chevron dan fasilitas di Kalimantan Timur yang dikembangkan Kaltim Parna Industri bersama dengan ITB. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper