Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa kejelasan penawaran harga saham divestasi kepada pemerintah oleh PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) tidak dapat rampung dalam bulan ini.
Hal tersebut disampaikan Jokowi usai memberikan sambutan pada Peresmian Indoor Multifunction Stadium (IMS) atau Indonesia Arena di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2023).
Dia memastikan bahwa molornya kepastian divestasi saham Vale (INCO) yang awalnya dijanjikan akan rampung pada Juli 2023 itu lantaran masih diperlukan pembicaraan yang matang agar tidak menghasilkan keputusan yang merugikan kedua belah pihak.
“Belum belum [bulan ini]. Ya [awalnya target memang Juli 2023], tetapi mundur dikit. [Kendala] tidak ada, tetapi masih dalam proses pembicaraan terus, biar nggak keliru. Semua harus merasa diuntungkan. Semua harus merasa diajak,” kata Jokowi saat ditemui di Indonesia Arena.
Jokowi sebelumnya memastikan bahwa kejelasan penawaran harga saham divestasi kepada pemerintah oleh PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) akan diputuskan pada bulan ini.
Namun, INCO tak kunjung mengajukan penawaran harga saham divestasi kepada pemerintah kendati kontrak tambang perusahaan asing itu akan segera berakhir pada Desember 2025.
Baca Juga
“Iya [tentang Vale] segera akan kita putuskan. Bulan ini akan kita putuskan,” katanya kepada wartawan di Halim Perdana Kusuma, Senin (3/7/2023).
Kepala Negara pun menegaskan bahwa mengenai proses divestasi perusahaan tambang tersebut akan tetap mengutamakan kepentingan nasional dan tak merugikan investor.
“Intinya kepentingan nasional harus didahulukan. Namun, kami juga tidak ingin merugikan investor. Win-win solution. Dua-duanya harus jalan dengan baik, dan yang paling penting industrialisasi, hilirisasi betul-betul harus berjalan,” pungkas Jokowi.
Sekadar informasi, Vale Indonesia merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintegrasi yang beroperasi di Blok Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Perusahaan asal Kanada itu mengantongi Kontrak Karya pada 1968. Vale juga telah mendapatkan perpanjangan pertama pada Januari 1996.
Adapun, porsi kepemilikan emiten berkode INCO itu adalah Vale Canada Limited sebesar 43,79 persen, MIND ID sebesar 20 persen, Sumitomo Metal Mining Co Ltd sebesar 15,03 persen, dan masyarakat/publik sebanyak 20,49 persen.
Di sisi lain, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan negosiasi divestasi 14 persen saham PT Vale Indonesia Tbk. tuntas pada tahun ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyatakan negosiasi terkait dengan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) sudah masuk tahap penyelesaian.
Pada Senin (31/7/2023) Arifin telah bertemu dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahdahlia, khusus untuk membahas tentang finalisasi divestasi saham INCO. Menurutnya, negosiasi divestasi saham dari INCO yang cukup panjang masuk ke ranah antarperseroan atau business to business (B2B).
INCO mau melepas sebesar 14 persen saham seiring dengan kesepakatan perpanjangan kontrak kerja dari Kontrak Karya ke Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) dan divestasi saham antara pemerintah dengan INCO.
Komisi VII DPR juga mendesak pemerintah segera merampungkan proses divestasi saham INCO. Alasannya, Vale sudah menguasai sumber daya Indonesia selama 55 tahun.