Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi Indonesia diperkirakan akan melanjutkan tren pertumbuhan ekonomi yang kuat pada tingkat di atas 5 persen secara tahunan.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyampaikan bahwa Indonesia saat ini berada dalam posisi strategis untuk mengoptimalkan potensi pertumbuhannya.
Di tengah berbagai dinamika global, Indonesia menurutnya mampu mengatasi berbagai tantangan tersebut dengan cukup baik. Beberapa capaian ekonomi kata Riefky pun patut diapresiasi.
Pertama, yaitu defisit anggaran yang berhasil kembali ke tingkat di bawah 3 persen dari PDB pada 2022 atau mencapai 2,38 persen dari PDB), setahun lebih cepat dari amanat UU No.2/2020.
Kedua, laju inflasi domestik yang kembali ke kisaran target BI setelah berada di luar target selama 11 bulan.
“Pada Juli 2023, inflasi tercatat sebesar 3,08 persen secara tahunan, turun ke level terendahnya dalam 16 bulan terakhir seiring dengan tekanan inflasi yang surut lebih cepat dari yang diperkirakan. Kondisi ini mampu dicapai di tengah berbagai negara di dunia masih menghadapi tekanan inflasi yang tinggi,” katanya, Jumat (4/8/2023).
Baca Juga
Ketiga, Riefky mengatakan bahwa Indonesia mampu melanjutkan tren pertumbuhan di atas 5 persen selama enam kuartal beruntun di tengah tingginya ketidakpastian global.
Keempat, nilai tukar rupiah relatif stabil dengan performa yang baik dibandingkan berbagai mata uang negara berkembang lainnya.
Rupiah tercatat bergerak pada kisaran Rp14.800 hingga Rp15.000 di beberapa bulan terakhir, rupiah terapresiasi sebesar 3,6 persen secara year-to-date saat berbagai mata uang negara berkembang mencatatkan depresiasi.
Kelima, pemerintah Indonesia menurutnya mampu melakukan berbagai reformasi kebijakan sebelum memasuki siklus politik, termasuk reformasi harga BBM subsidi, sektor kesehatan, ketenagakerjaan, perpajakan, dan sektor keuangan.
Perkembangan positif ini juga berkontribusi terhadap kembalinya status Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah atas setelah dua tahun sebelumnya turun ke kelompok negara berpendapatan menengah bawah.
Dengan berbagai faktor pendorong tersebut, Riefky memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2023 akan mencapai kisaran 5,07 hingga 5,1 persen.
Pada kuartal pertama 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03 persen secara tahunan, meningkat dari 5,01 persen pada kuartal IV/2022.
Pertumbuhan pada awal 2023 tersebut didukung oleh pemulihan sektor-sektor yang terdampak cukup parah selama pandemi. Sektor transportasi dan pergudangan misalnya, tumbuh 15,53 persen secara tahunan, melanjutkan tren pertumbuhan dua digit sejak kuartal sebelumnya.
Sejalan dengan itu, sektor akomodasi dan makanan minuman mencatatkan pertumbuhan dua digit 11,55 persen, meski melambat dari 12,01 persen pada 2022.