Bisnis.com, JAKARTA - Investor dan analis berpendapat bahwa keputusan Fitch Ratings menurunkan peringkat utang Amerika Serikat (AS) akan memperburuk kekhawatiran mengenai posisi surat utang negara, polarisasi politik, dan kedudukan global mata uang dolar AS.
Mengutip Reuters, Kamis (3/8/2023) alasan Fitch memangkas peringkat tersebut didorong oleh perkiraan bahwa AS akan mengalami penurunan fiskal selama tiga tahun ke depan, serta perselisihan pagu utang yang berulang kali, dimana dapat mengancam kemampuan pemerintah untuk membayar tagihannya.
Beberapa pelaku pasar kemudian juga mengatakan bahwa penurunan peringkat tersebut dapat menjadi pengingat gambaran fiskal negara yang semakin genting.
Hal tersebut dapat meningkatkan kekhawatiran bagi banyak pihak, mulai dari manajer aset, bank sentral global, dan pemegang surat utang pemerintah AS dalam jumlah yang besar.
Kepala strategi investasi dan kepala obligasi global PGIM Fixed Income, Robert Tipp, menyoroti rasio utang negara terhadap PDB yang melonjak mencapai sekitar 100 persen pada akhir tahun 2022. Tingkat ini akan dianggap sebagai zona bahaya untuk kredit negara.
Tim analis Macquarie, yang dipimpin oleh Thierry Wizman, mengatakan bahwa penurunan peringkat dapat memberikan ‘amunisi’ kepada negara-negara yang menyerukan alternatif terhadap dominasi dolar AS.
Baca Juga
Penurunan peringkat Fitch kemungkinan juga akan dibahas dalam KTT blok perdagangan BRICS, yang termasuk Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan akhir bulan ini, sebagai taktik untuk membantu mempromosikan mata uang baru.
“Jika itu penting dalam membentuk sentimen terhadap dolar di pengadilan opini publik global, maka status dolar hanya akan turun lagi,” jelasnya.
Sementara itu, analis BlackRock investment institute mengatakan bahwa meskipun tindakan Fitch tidak mungkin menjadi penggerak pasar, menurutnya hal ini dapat memperkuat pandangan bahwa kenaikan inflasi dan beban utang akan mendorong investor menuntut lebih banyak kompensasi atas risiko memegang surat utang pemerintah jangka panjang.
Namun untuk saat ini, banyak investor yang fokus pada prospek ekonomi AS dalam waktu dekat, karena AS terlihat semakin mungkin untuk menghindari resesi yang diperkirakan pada awal tahun ini.
Pasar juga terhibur karena Fitch tidak menyesuaikan ‘country ceiling’ yang dipertahankan dalam peringkat AAA, yang menunjukan kemampuan sektor korporasi untuk mengonversi mata uang lokal menjadi mata uang asing untuk pembayaran utang.
"Jika Fitch juga menurunkan ‘country ceiling’, itu bisa memiliki implikasi negatif untuk sekuritas peringkat AAA lainnya yang diterbitkan oleh entitas AS," kata ekonom Goldman Sachs yang dipimpin oleh Jan Hatzius.
Namun, analis TD Securities Gennadiy Goldberg mengatakan bahwa penurunan peringkat juga meningkatkan kekhawatiran investor dalam waktu dekat. Namun, dampak jangka panjangnya cenderung terbatas.
Asisten Menteri Keuangan AS untuk pasar keuangan Josh Frost mengatakan bahwa ia tidak memperkirakan pengumuman Fitch mengurangi permintaan terhadap surat utang pemerintah AS atau US Treasury.
“Treasury tetap menjadi aset paling aman dan paling likuid di dunia dan kami terus melihat permintaan yang kuat dari basis investor kami yang luas dan beragam,” jelasnya.
Ahli strategi di Deutsche Bank Steven Zeng juga mengatakan bahwa laporan ketenagakerjaan AS dapat mengalahkan berita pemangkasan peringkat tersebut.
Menurutnya, para investor telah mengalami penurunan peringkat S&P pada tahun 2011. Kemudian, orang-orang mungkin juga telah terbiasa dengan tingkat pengeluaran defisit yang tinggi.