Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) turut merespons pemangkasan peringkat kredit Amerika Serikat dari level AAA ke level AA+.
Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani menilai tidak memberikan dampak langsung terhadap Indonesia.
“Tidak berdampak langsung, hanya kemungkinan bunga The Fed naik lagi,” kata Shinta, Rabu (2/8/2023).
Adanya kemungkinan bunga The Fed naik lagi berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia seperti melemahnya nilai tukar Rupiah, menguatnya nilai dolar AS, cicilan yang kian berat, hingga menurunnya minat berinvestasi pada para investor asing.
Meski turunya peringkat kredit AS tak berdampak langsung, Shinta menyebut bahwa nilai tukar terhadap dolar AS harus terus dijaga, meski Indonesia saat ini sudah menyiapkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) untuk menjaga nilai tukar Rupiah.
Selain itu, Indonesia dianggap masih relatif aman karena tingkat inflasi yang rendah yakni 3,08 persen pada Juli 2023, suku bunga yang terjaga, dan pertumbuhan ekonomi yang masih berada di 5 persen.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui Fitch Ratings, lembaga pemeringkatan asal AS memangkas peringkat surat utang jangka panjang AS, dari AAA menjadi AA+ pada Selasa (1/8/2023).
Menurut catatan Bisnis.com, Rabu (2/8/2023), turunnya peringkat tersebut lantaran kemunduran fiskal yang diprediksi bakal terjadi dalam tiga tahun ke depan, akibat beban utang yang kian meningkat.
“Penurunan peringkat Amerika Serikat mencerminkan kemerosotan fiskal yang diperkirakan akan terjadi dalam tiga tahun ke depan, beban utang pemerintah yang tinggi dan terus meningkat, dan erosi tata kelola pemerintahan relatif terhadap negara-negara lain yang berperingkat 'AA' dan 'AAA' dalam dua dekade terakhir yang telah tercermin dalam kebuntuan batas utang yang berulang-ulang dan resolusi di saat-saat terakhir,” kata Fitch dalam sebuah pernyataan dikutip dari Bloomberg, Rabu (2/8/2023).