Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia sebesar US$137,5 miliar per Juni 2023. Meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir Mei 2023 sebesar US$139,3 miliar, BI menilai cadev RI tetap tinggi.
Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa tersebut tetap mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan negara.
Lantas, apa sebenarnya pengertian cadangan devisa? Apa tujuan dan bentuknya?
Definisi Cadangan Devisa
Mengutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu (2/8/2023), cadangan devisa adalah aset yang dimiliki oleh bank sentral atau otoritas moneter untuk memenuhi kewajiban keuangan karena adanya transaksi internasional.
Cadangan devisa bisa terdiri dari berbagai mata uang asing seperti dolar AS, euro, poundsterling, yen Jepang, dan sebagainya.
Baca Juga
Mengacu pada OJK terterah dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia. Undang-undang dibuat untuk menegaskan independensi BI sebagai Bank Sentral yang bebas dari campur tangan Pemerintah dan atau pihak lain dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Oleh sebab itu pengelolaan cadangan devisa dilakukan oleh Bank Indonesia.
Tujuan Cadangan Devisa
Tujuan utama dari cadangan devisa adalah untuk memungkinkan negara-negara membiayai ketidakseimbangan dalam posisi neraca pembayaran negara (Carbaugh, 2008).
Menurut Dyah Virgoana Gandhi dari Pusat Pendidikan dan Kebanksentralan BI, ada tiga tujuan pengelolaan cadangan devisa. Pertama, mendukung kebijakan moneter yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari langkah menjaga nilai tukar.
Kedua, membantu pemerintah untuk pembayaran utang luar negeri secara tepat waktu. Ketiga, membiayai impor untuk menunjang kegiatan ekonomi di dalam negeri.
Cadangan devisa mempunyai dampak yang penting bagi posisi nilai tukar suatu negara. Semakin banyak valas atau devisa yang dimiliki oleh pemerintah dan penduduk suatu negara maka makin besar kemampuan negara tersebut melakukan transaksi ekonomi dan makin kuat pula nilai mata uang.
Bentuk Cadangan Devisa
Tidak hanya berbentuk uang, cadangan devisa bisa berbentuk lain seperti surat berharga untuk pembayaran internasional. Berapa bentuk cadangan devisa sebagai berikut:
1. Valuta Asing
Cadangan devisa dapat berupa uang tunai dalam mata uang asing yang secara fisik disimpan dalam bank sentral negara tersebut. Uang tunai ini dapat digunakan untuk keperluan transaksi luar negeri.
2. Obligasi Pemerintah
Cadangan devisa seringkali termasuk obligasi pemerintah asing yang diterbitkan oleh negara lain. Investasi dalam obligasi ini memberikan pendapatan tetap berupa bunga.
3. Emas
Beberapa negara menyimpan sebagian cadangan devisa mereka dalam bentuk emas. Emas dianggap sebagai aset yang aman dan stabil dalam jangka panjang.
4. Special Drawing Rights (SDR)
SDR adalah satuan akuntansi yang digunakan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu negara-negara anggotanya dalam menyelesaikan ketidakseimbangan pembayaran. Negara-negara anggota IMF dapat menukar SDR dengan mata uang asing yang dapat digunakan untuk keperluan pembayaran internasional.
5. Cadangan Devisa Lain
Kesuluruhan aset likuid yang dapat digunakan oleh bank sentral saat dibutuhkan. Contoh aset ini seperti net nilai pasar posisi finansial derivatif dengan pihak lain yang bukan penduduk, piutang jangka pendek, aset yang direpokan, dan posisi Indonesia pada Asian Bond Fund (ABF)
Sumber Cadangan Devisa
Sumber-sumber umum cadangan devisa suatu negara meliputi:
1. Ekspor
Penerimaan dari ekspor barang dan jasa menjadi salah satu sumber utama cadangan devisa. Ketika negara menjual barang atau jasa ke negara lain, mereka menerima pembayaran dalam mata uang asing yang dapat ditambahkan ke cadangan devisa.
2. Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment/FDI)
Investasi asing langsung adalah ketika perusahaan asing menanamkan modalnya dalam bentuk investasi jangka panjang di negara tersebut. Inflows FDI dapat meningkatkan cadangan devisa suatu negara.
3. Pinjaman Asing
Ketika negara meminjam dari lembaga keuangan internasional, seperti Dana Moneter Internasional (IMF) atau Bank Dunia, atau dari pihak swasta di negara lain, mereka menerima pendanaan dalam bentuk mata uang asing yang meningkatkan cadangan devisa.
4. Remitansi
Remitansi adalah uang yang dikirim oleh pekerja migran di luar negeri ke negara asal mereka. Jika jumlah remitansi yang masuk ke negara itu cukup besar, itu bisa menjadi sumber penting cadangan devisa.
5. Wisatawan Asing (Pariwisata)
Ketika wisatawan mengunjungi negara tersebut dan menghabiskan uang dalam mata uang asing, pendapatan dari sektor pariwisata menjadi sumber cadangan devisa.
6. Kontrak Derivatif
Beberapa negara menggunakan kontrak derivatif, seperti kontrak berjangka atau opsi valuta asing, untuk melindungi atau mengelola risiko valuta asing. Keuntungan atau margin dari transaksi derivatif ini dapat menambah cadangan devisa.
7. Investasi Portofolio
Investasi portofolio mencakup investasi dalam saham, obligasi, atau instrumen keuangan lainnya di pasar keuangan negara lain. Keuntungan atau pendapatan dari investasi ini dapat meningkatkan cadangan devisa.