Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Pasir Kuarsa Mau Disetop, Menperin: Nilai Tambah Lebih Besar dari Nikel

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang menilai hilirisasi pasir kuarsa berpotensi menghasilkan nilai tambah lebih besar dari hilirisasi nikel
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita - Dok. Kemenperin.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita - Dok. Kemenperin.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang memastikan upaya pelarangan ekspor komoditas pasir silika atau pasir kuarsa dapat memberikan nilai tambah yang besar bagi Tanah Air.

Dia mengatakan bahwa selama ini pasir kuarsa kebanyakan diekspor ke China, sebab komoditas tersebut banyak digunakan untuk bahan pembentuk panel surya sehingga potensi besar itu tak memberikan efek besar bagi negara. 

Oleh sebab itu, dia meyakini bahwa potensi nilai tambah pasir kuarsa apabila dilakukan hilirisasi akan memberikan dampak yang sangat besar bagi ekonomi Negara. Bahkan, jauh lebih besar daripada turunan nikel.

Adapun, nilai tambah dari hilirisasi nikel mencapai 10 kali lipat usai larangan ekspor bijih nikel mulai dilakukan pada 2020. Ekspor nikel pada 2018—2019 yang sebelumnya senilai US$3,3 miliar meningkat menjadi US$33 miliar pada 2022.

"Tentunya kami melihat bahwa kuarsa besar sekali [nilai tambahnya], mungkin bisa lebih besar dari nikel," ujarnya saat ditemui Bisnis di Senayan Park, Rabu (2/8/2023).

Lebih lanjut, dia menilai bahwa potensi nilai tambah yang besar itu selama ini hanya dinikmati China, padahal komoditas itu sangat banyak ada di Indonesia. Menurutnya, pasir kuarsa dapat digunakan untuk menjadi panel surya dan kaca.

Dia mengatakan bahwa pemerintah belum lama ini juga sudah berhasil menarik minat salah satu pabrik pengolah pasir kuarsa besar asal China untuk investasi di Indonesia. Investor asal Negeri Bambu itu rencananya membangun industri pabrik kaca dengan nilai investasi US$11,5 miliar.

Seperti diketahui, perusahaan asal China, Xinyi berkomitmen untuk menanamkan investasi mencapai US$11,5 miliar atau setara dengan Rp173,51 triliun (asumsi kurs Rp15.088 per dolar US$) untuk hilirisasi pasir kuarsa menjadi kaca hingga panel surya.

Dia menyebut bahwa hasil tersebut diraih usai kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke China. Saat itu, Kepala Negara mengajak pengolah pasir kuarsa untuk masuk ke dalam negeri, khususnya produsen asal Negeri Panda.

Presiden Ke-7 RI itu telah mendapatkan nota kesepahaman terkait pengembangan pasir kuarsa di Indonesia saat mengunjungi China, Kamis (27/7/2023).

Agus pun menegaskan bahwa pada dasarnya hilirisasi memang harus dilakukan untuk sumber daya alam yang ada di Indonesia dapat dikembangkan tidak hanya berakhir sebagai bahan baku saja.

"Pada dasarnya dalam UU memang harus ada hilirisasi," pungkas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper