Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar petani atau NTP pada Juli 2023 naik sebesar 0,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik Distribusi Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, kenaikan NTP terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani atau IT naik sebesar 0,34 persen, lebih besar dari kenaikan indeks harga atau IB sebesar 0,13 persen.
“Adapun 4 komoditas yang menyumbang kenaikan indek harga yang diterima petani yaitu kelapa sawit, gabah, kopi, kakao/coklat biji,” kata Pudji dalam Rilis BPS, Selasa (1/8/2023).
Pudji menuturkan, peningkatan NTP tertinggi terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat. Tercatat NTP tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,34 persen, di mana kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,52 petani, lebih besar dari indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan 0,81 persen.
Empat komoditas yang memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani sub sektor tanaman perkebunan rakyat yakni kelapa sawit, kopi, kakao, dan karet.
Penurunan NTP terdalam terjadi pada sub sektor hortikultura. NTP hortikultura turun 3,22 persen lantaran indeks harga yang diterima petani turun 3,09 persen, sedangkan IB naik 0,13 persen. Empat komoditas yang dominan memengaruhi penurunan IT sub sektor horti adalah bawang merah, cabai rawit, tomat, dan petai.
Baca Juga
Sementara itu, BPS melaporkan nilai tukar usaha petani pada Juli 2023 sebesar 111,41 atau naik 2,7 persen dibandingkan Juni 2023.
“Kenaikan NTUP terjadi karena IT naik sebesar 0,34 persen dimana lebih tinggi dari Indeks Biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) yang mengalami kenaikan 0,07 persen,” jelasnya.
Adapun komoditas yang dominan mempengaruhi IT adalah kelapa sawit, gabah, kopi dan kakao. Kemudian, peningkatan NTUP tertinggi terjadi pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat di mana tercatat naik 1,49 persen. Kenaikan ini terjadi karena IT naik 1,52 persen, lebih tinggi dari kenaikan BPPBM yang mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen.
Komoditas yang dominan pengaruhi kenaikan BPPBM utk sektor tanaman peerkebunan rakyat adalah ongkos angkut, cukai getah dan upah menuai/memanen
Penurunan NTUP terdalam terjadi pada sub sektor hortikultura, yang mana terlihat turun 3,17 persen. Penurunan ini terjadi lantaran IT turun 3,09 persen sedangkan BPPBM naik 0,09 persen. Adapun komoditas yang dominan mempengaruhi kenaikan BPPBM sub sektor hortikultura adalah bibit kentang, upah mencangkul dan upah menuai atau memanen.