Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga internasional seperti Asian Development Bank (ADB), World Bank (Bank Dunia), dan Dana Moneter Internasional (IMF) merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terbaru, termasuk di dalamnya Indonesia.
Satu kesamaan dari ketiga laporan lembaga tersebut, yaitu ekonomi Indonesia terkoreksi ke bawah.
Pemerintah Indonesia sendiri mancanangkan target 5 persen – 5,3 persen untuk pertumbuhan ekonomi 2023. Sementara Bank Indonesia memiliki target yang lebih lebar, yaitu 4,5-5,3 persen.
Adapun, hingga kuartal I/2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi RI yang masih di atas 5 persen, tepatnya 5,03 persen.
Secara umum dari sisi global, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebesar 2,1 persen, namun memperingatkan perlambatan ekonomi masih membayangi hingga 2024 mendatang.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut berdampak pada Indonesia, berikut proyeksi menurut ADB, Bank Dunia, dan IMF.
Baca Juga
1. ADB
Dalam outlook terbarunya per tanggal 19 Juli 2023, ADB memandang bahwa meski terjadi normalisasi, permintaan domestik hanya akan tumbuh moderat pada tahun ini.
Permintaan itu sangat berpengaruh terhadap konsumsi domestik, yang menjadi penopang utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Konsumsi belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan belanja dan pertumbuhan investasi tertahan oleh sikap wait and see dari para pelaku bisnis," tulis ADB dalam laporannya, Rabu (19/7/2023).
Selain itu, pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan melambat karena base effect dan permintaan yang lebih rendah dari negara mitra dagang, yang diperkirakan terus berlanjut.
Sejalan dengan itu, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat menjadi 4,8 persen pada tahun ini. Meski demikian, inflasi Indonesia pada akhir tahun ini diproyeksikan akan berada di posisi 3,8 persen.
2. Bank Dunia
Dalam laporan Global Economic Prospect (GEP) edisi Juni 2023, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,9 persen pada 2023.
Proyeksi ini masih sama dari outlook dalam laporan sebelumnya, periode April 2023, yakni sebesar 4,9 persen.
Bank Dunia meramal pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara, kecuali China, akan moderat di level 4,8 persen pada tahun ini. Hal tersebut sejalan dengan pembukaan kembali China dan permintaan yang tertahan.
3. IMF
Dalam IMF Executive Board Concludes 2023 Article IV Consultation with Indonesia, lembaga keuangan internasional tersebut melihat pertumbuhan diproyeksikan sedikit melambat menjadi 5 persen pada 2023.
Hal tersebut akibat adanya kebijakan yang lebih ketat dan normalisasi harga komoditas. Inflasi, yang mencapai puncaknya pada 6 persen tahun lalu, diperkirakan akan kembali ke kisaran target Bank Indonesia (3±1 persen) pada paruh kedua 2023.
Sebelumnya, IMF melihat perekonomian Indonesia berkinerja kuat pada 2022, yang tumbuh sebesar 5,3 persen, didorong oleh pemulihan permintaan domestik dan kinerja ekspor yang solid dan di tengah tingginya harga komoditas internasional.