Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 tak lebih dari 5 persen. Proyeksi tersebut melemah dari kuartal sebelumnya seiring dengan belum pulihnya ekonomi global.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (Core) Mohammad Faisal menyampaikan pada kuartal kedua tersebut pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 4,7 persen–4,9 persen.
“Ini artinya lebih rendah dari kuartal I/2023 yang sampai 5 persen, dan kami prediksikan tren pelemahan masih akan terjadi pada kuartal-kuartal berikutnya,” ujarnya dalam Mid Year Review 2023 secara virtual, Kamis (27/7/2023).
Faisal pun mempersempit proyeksi tersebut dari proyeksi sebelumnya yang berada di rentang 4,6 persen – 4,95 persen.
Melihat kinerja perdagangan Indonesia, Faisal mengatakan kondisi neraca dagang terus menyempit akibat kinerja ekspor dan impor yang juga terus melemah bahkan kontraksi.
Surplus Neraca Perdagangan selama semester I/2023 tercatat sebesar US$19,93 miliar, turun US$5,06 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga
Meski surplus tercatat sudah 38 bulan berturut-turut, kondisi tersebut kurang sehat. Pasalnya, surplus bukan disebabkan oleh ekspor yang naik, justru impor yang semakin lesu dan menunjukkan lemahnya permintaan dalam negeri.
“Impor jatuh jadi tetap surplus. Nilai ekspor kembali turun menuju posisi awal 2021,” tambahnya.
Di sisi lain, Direktur Center for Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan lebih konservatif meskipun terdapat Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) selama kuartal II/2023.
“Untuk kuartal II/2023 mungkin kita akan lebih konservatif meski ada Lebaran, tapi di kisaran 4,9-5,05 persen [year-on-year/yoy],” ujarnya, Rabu (26/7/2023).
Menurutnya, hal tersebut karena low base effect dari 2022, di mana pada tahun tersebut tidak sebesar 2021.
Ramalan Bank Indonesia
Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2023 terutama ditopang oleh konsumsi domestik yang menguat sejalan dengan adanya momentum Idulfitri dan Iduladha.
“Ekonomi pada kuartal II kita lihat pertumbuhannya lebih baik, karena tidak saja mobilisasi semakin bagus, tapi kemarin ada HBKN, jadi ada libur, masyarakat melakukan spending, kemudian ada gaji ke-13, jadi perkiraan kita dari sekitar 5 persen akan menuju 5,1 persen,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (25/7/2023).
Kinerja ekspor barang, di sisi lain, diperkirakan melambat sejalan dengan ekonomi global yang melemah, sedangkan ekspor jasa tumbuh tinggi dipengaruhi oleh kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara.
Berdasarkan lapangan usaha, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi.