Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memaparkan sejumlah upaya yang dilakukan untuk mempertahankan status Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah atas.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menuturkan saat ini modal utama yang dimiliki Indonesia dalam mempertahankan status tersebut terletak kepada sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Indonesia, memiliki bonus demografi, dengan jumlah penduduk usia produktif lebih tinggi dari penduduk yang lebih muda atau lebih tua.
Dengan demikian jumlah pekerja yang menghasilkan pendapatan dan produktif akan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah orang yang tidak produktif.
“Peluang ini yang perlu kami pergunakan dengan optimal. Peningkatan produktivitas menjadi keharusan bagi Indonesia, untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan merata,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (27/7/2023).
Dalam mengoptimalkan modal sumber daya manusia tersebut, Pemerintah akan melakukan berbagai loncatan-loncatan. Pertama, jelasnya, dengan peningkatan kualitas dan produktivitas SDM di mana jumlah tenaga kerja terampil atau skilled workers harus ditambah dan ditingkatkan secara kualitas.
Hal ini dilakukan bersamaan dengan kebijakan mendorong aktivitas riset dan pengembangan serta inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing industri, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Baca Juga
Selanjutnya, kata dia, diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor baru yang memiliki potensi pertumbuhan termasuk hilirisasi. Peningkatan dalam sektor manufaktur, pariwisata, teknologi informasi, dan industri kreatif dapat mengurangi ketergantungan pada sektor komoditas dan memperkuat daya tahan ekonomi.
Kemudian ketiga, melakukan reformasi kebijakan untuk meningkatkan daya saing dan menciptakan lingkungan bisnis yang lebih menarik bagi investor (perbaikan regulasi, transparansi, dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi). Hal ini diharapkan lebih menarik investasi dalam negeri dan asing sehingga meningkatkan akses ke modal, teknologi, dan pasar global yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Keempat adalah akselerasi pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan meningkatkan produktivitas sektor-sektor ekonomi baik seperti melalui Proyek Strategis Nasional, Proyek Prioritas, hingga pembangunan IKN,” imbuhnya.
Kelima, adalah meningkatkan kerja sama internasional dan memanfaatkan peluang perdagangan global serta kemitraan ekonomi. Peran Indonesia dalam kerja sama ini bahkan kian terlihat dengan suksesnya Indonesia sebagai tuan rumah perhelatan KTT G20 dan Asean baru-baru ini.
Bersamaan dengan upaya-upaya tersebut, Febrio juga menilai Indonesia perlu terus mewaspadai dan mengelola risiko-risiko global dan makroekonomi agar dapat tetap berada pada arah tujuan pembangunan.
“Ekonomi Indonesia aat ini telah kembali masuk ke kelas menengah atas, tetapi tujuan kita bukan naik satu kelas semata, melainkan meningkat menjadi negara maju paling tidak pada 2045,” tekannya.