Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berharap masuknya konsorsium PT Pertamina (Persero) & Nasional Berhad atau Petronas ke Blok Masela dapat menjadi momentum positif untuk investasi dan operasi industri hulu minyak dan gas (migas) nasional saat ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan Blok Masela memiliki peran strategis untuk meningkatkan produksi serta mengakselerasi komitmen investasi hulu migas di dalam negeri saat ini.
Tjip, sapaan karib Dwi, menilai positif proses divestasi yang telah rampung diselesaikan kemarin lewat penandatanganan perjanjian jual beli kepemilikan 35 persen saham Shell Upstream Overseas Services Ltd (SUOS) di Blok Masela.
“Blok Abadi Masela memiliki cadangan gas yang luar biasa, saat ini adalah yang terbesar di Indonesia, sehingga jadi tulang punggung bagi peningkatan produksi migas nasional untuk mencapai target 2030,” kata Tjip lewat siaran pers, Rabu (26/7/2023).
Tjip menambahkan multiplier effect dari proyek abadi Masela juga bakal dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat daerah, antara lain hak partisipasi 10 persen serta pembangunan kilang secara onshore. Tjip berharap komitmen itu dapat ikut meningkatkan lapangan kerja dan perekonomian masyarakat lokal.
“Masuknya Pertamina dan Petronas ke blok Abadi Masela akan membangkitkan kembali optimisme tersebut sekaligus menjadi momentum bagi industri hulu migas nasional”, tuturnya.
Dia berharap dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait menyusul masuknya Pertamina dan Petronas untuk percepatan proyek ladang gas yang telah lama terbengkalai tersebut.
“Momentum ini akan didukung penuh oleh SKK Migas dengan melakukan best effort agar proyek Masela dapat berlari kencang mengejar ketertinggalan yang telah terjadi sebelumnya”, kata dia.
Berdasarkan pernyataan resmi Shell, nilai divestasi 35 persen hak pengelolaan SUOS itu dilepas dengan harga sebesar US$650 juta setara dengan Rp9,75 triliun (asumsi kurs Rp15.002 per dolar AS) kepada Pertamina yang menggandeng perusahaan migas raksasa Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas sebagai mitra konsorsium.
Lewat konsorsium ini, Pertamina melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bakal memiliki 20 persen hak partisipasi Blok Masela, sementara Petronas 15 persen.
Rencananya transaksi divestasi itu bakal dilunasi lewat dua termin permbayaran, yakni US$325 juta secara tunai dan tambahan US$325 juta akan dilunasi konsorsium Pertamina dan Petronas saat final investment decision (FID) yang ditarget rampung pada triwulan ketiga tahun ini.