Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ritel Modern Banyak Gulung Tikar, Kemendag Klaim Sebaliknya

Penyusutan gerai dialami oleh Transmart dan Ramayana, tetapi sebaliknya beberapa gerai milik merek lain seperti Uniqlo dan Hypermart malah bertambah.
Gerai Transmart ITC Kuningan, Jakarta sudah tutup permanen, Senin (30/1/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.
Gerai Transmart ITC Kuningan, Jakarta sudah tutup permanen, Senin (30/1/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan kinerja ritel secara umum telah menunjukkan tren positif sejak 2022 hingga pertengahan tahun ini.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menyampaikan, kinerja ritel yang positif tersebut tercermin dari data pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) secara tahunan yang mayoritas berada di level positif dan data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terus berada di level optimistis sepanjang 2022-2023, menurut data Bank Indonesia (BI). 

“Secara umum kinerja ritel sejak 2022 sampai pertengahan 2023 telah menunjukkan tren positif,” kata Isy kepada Bisnis, Rabu (26/7/2023). 

Menurut data BI dari survei penjualan eceran, kinerja ritel secara umum diperkirakan meningkat secara tahunan pada Juni 2023. Ini dapat dilihat dari IPR Juni 2023 yang tumbuh positif sebesar 8,0 persen (year-on-year/yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,5 persen. 

Peningkatan tersebut didorong oleh membaiknya pertumbuhan kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang pada bulan sebelumnya berada dalam fase kontraksi, serta Subkelompok Sandang yang melanjutkan tren pertumbuhan yang positif. 

Kemudian secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diprediksi terkontraksi 0,1 persen (month-to-month/mtm), membaik dibandingkan dengan kontraksi pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 8,0 persen. Perbaikan itu didorong oleh perbaikan penjualan Subkelompok Sandang, serta peningkatan pada Kelompok Perlengkapan RT Lainnya, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sejalan dengan periode liburan sekolah, Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), dan cuti bersama.

Di sisi lain, Isy menyebut bahwa saat ini ritel modern berukuran kecil tetap tumbuh dan berkembang, namun ritel modern berukuran besar mengalami penurunan. 

Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), jumlah gerai ritel modern yang terdaftar dan dimiliki oleh anggota asosiasi ini mencapai 36.915 unit pada 2019. Angka tersebut diperkirakan mencapai 94,4 persen dari seluruh populasi toko ritel modern di Indonesia. 

Tercatat di 2022, sebagian besar perusahaan ritel modern mengalami pertumbuhan jumlah gerai yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, ada juga sejumlah perusahaan yang justru mengalami penurunan jumlah gerai pada periode yang sama.

Hal tersebut tercermin dari data Kemendag yang diterima Bisnis. Indomaret tercatat cukup agresif menambah gerai pada tahun lalu. Tercatat, perusahaan ini menjadi yang terbanyak menambah gerai diantara anggota Aprindo lainnya, dari 19.133 unit di 2021 menjadi 21.251 unit di 2022. 

Selanjutnya, ada Alfamart yang tercatat menambah gerainya di 2022, menjadi 17.816 unit dari sebelumnya 16.492 unit dan Alfamidi bertambah menjadi 2.123 unit dari sebelumnya 2.021 unit.

Penambahan jumlah gerai juga dilakukan oleh Family Mart. Tercatat jumlah gerainya di 2022 sebanyak 250 unit dari sebelumnya 215 unit. Penambahan gerai juga dilakukan oleh Super Indo yang mencapai 210 unit dari sebelumnya 186 unit.

Tahun lalu, Uniqlo juga sukses menambah gerainya menjadi 56 unit dari 46 unit di 2021. Farmers Market, Matahari, dan Lotte Mart juga turut menambah gerainya tahun lalu, masing-masing menjadi 36 unit, 148 unit, dan 50 unit.

Senada, Hero juga menambah gerainya menjadi 23 unit tahun lalu, IKEA menjadi 7 unit, Hypermart 102 unit dari sebelumnya 100 unit, dan Ranch Market menjadi 18 unit pada 2022.

Sementara itu, penyusutan gerai dialami oleh Transmart dan Ramayana. Kemendag mencatat, gerai milik Chairul Tanjung itu mencapai 95 unit pada 2022. Angka tersebut turun dari tahun sebelumnya yang tercatat 134 unit.

Sedangkan, Ramayana juga mencatatkan penurunan jumlah gerai dari sebelumnya 104 unit menjadi 101 unit di 2022. 

Menurut Isy, fenomena tutupnya beberapa gerai ritel modern berukuran besar itu kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adanya perubahan pola konsumsi masyarakat, kerugian yang terus dialami oleh gerai tersebut, lokasi gerai yang mulai ditinggalkan konsumen, dan persaingan bisnis ritel yang kian ketat. 

Kendati demikian, pemerintah optimistis tahun ini kinerja ritel modern memiliki peluang untuk terus tumbuh. “Ini dipengaruhi oleh sentimen berakhirnya pandemi, stabilnya ekonomi nasional, dan dimulainya tahun politik yang diyakini dapat meningkatkan belanja produk di ritel,” ungkapnya.

Meski optimistis kinerja ritel modern berpeluang untuk terus tumbuh, Isy berharap pelaku usaha dapat terus beradaptasi dengan pola konsumsi masyarakat, memindahkan gerainya ke lokasi yang lebih menguntungkan, dan juga menyediakan layanan e-commerce. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper