Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi penanaman modal asing (PMA) di dalam negeri tercatat sebesar Rp186,3 triliun pada kuartal II/2023. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa realisasi investasi PMA tersebut tumbuh sebesar 14,2 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Menurutnya, kenaikan tersebut menunjukkan minat investasi ke Indonesia tetap tinggi meski jelang tahun politik atau Pemilu 2024.
"Indonesia masih tetap jadi salah satu negara tujuan untuk menanamkan modalnya, tumbuh secara kuartalan 5,2 persen dan secara tahunan 14,2 persen,” kata Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers, Jumat (21/7/2023).
Dia mengatakan share dari realisasi PMA pada kuartal II/2023 tercatat sebesar 53,3 persen dari total realisasi investasi pada periode tersebut yang mencapai Rp349,8 triliun.
Realisasi PMA kuartal II/2023 yang tertinggi tercatat pada sektor industri logam dasar, barang logam, serta bukan mesin dan peralatannya yang mencapai US$2,5 miliar atau dengan pangsa 20 persen.
Selanjutnya, realisasi PMA yang besar juga tercatat pada sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar U$1,9 miliar dengan pangsa 15,4 persen, juga pada sektor industri kimia dan farmasi sebesar US$1,3 miliar.
Sementara itu, realisasi PMA pada sektor pertambangan tercatat mencapai US$1,2 miliar dan pada sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar US$800 juta.
Berdasarkan lokasi, realisasi PMA terbesar tercatat di Jawa Barat sebesar US$2,6 miliar pada kuartal II/2023 atau dengan pangsa mencapai 20,6 persen dari total realisasi investasi periode tersebut.
"Investasi asing terbesar tercatat di Sulawesi Tengah dan DKI Jakarta dengan realisasi masing-masing sebesar US$1,7 miliar dan US$1,5 miliar," jelasnya.
