Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog berupaya mengamankan stok beras nasional jelang fenomena El Nino yang dikhawatirkan bakal menyebabkan krisis pangan.
Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menuturkan telah melakukan penyerapan beras secara masif sebagai antisipasi terhadap dampak El Nino, sekaligus menjamin stok beras dalam negeri berada pada jumlah aman.
“Hingga hari ini [Rabu (19/7/2023)], Bulog sudah menyerap lebih dari 700.000 ton beras petani dalam negeri dan akan terus menyerap selama produksi masih ada dan sesuai ketentuan,” kata Febby dalam keterangan resmi, Kamis (20/7/2023).
Pada kesempatan ini, Febby meminta masyarakat untuk tak khawatir, lantaran Bulog terus berkomitmen untuk memenuhi cadangan pangan pemerintah (CPP), khususnya dalam menyikapi risiko dampak El Nino.
Bulog juga terus memaksimalkan seluruh instrumen yang ada sebagai langkah antisipasi menghadapi El Nino dan untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan. Caranya, dengan melibatkan kelompok tani, penggilingan tradisional, serta para stakeholder lainnya. Tak ketinggalan, koordinasi dengan Pemerintah pusat maupun daerah turut dilakukan guna menjaga pemerataan ketersediaan stok.
Adapun hingga 19 Juli 2023 sebanyak 750.000 ton beras sudah diamankan di Gudang Bulog. Di samping itu, BUMN Pangan ini mendapatkan tugas untuk menambah stok beras dari importasi sebagai respons terhadap bahaya El Nino.
Baca Juga
Tercatat hingga saat ini Bulog sudah merealisasikan penugasan impor untuk tahun ini sebanyak 500.000 ton di tahap pertama. Untuk tahap kedua, penugasan impor sedang berjalan sebanyak 300.000 ton.
Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) sebelumnya mengungkapkan 9 strategi yang dilakukan guna menghadapi El Nino.
Strategi tersebut antara lain mengidentifikasi dan memetakan lokasi terdampak kekeringan, melakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan, peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam, peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dan parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier serta pompanisasi.
Selanjutnya, penyediaan benih tahan kekeringan dan organisme pengganggu tanaman (OPT), melakukan program 1.000 hektare adaptasi dan mitigasi dampak El Nino, mengembangkann pupuk organik terpusat dan mandiri, dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian, serta penyiapan lumbung pangan.