Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gandum Terus Naik, Efek Rusia Setop Kesepakatan Ekspor Biji-Bijian di Laut Hitam

Harga gandum terus naik karena ancaman Rusia terhadap kapal-kapal yang berlayar menuju pelabuhan ukraina dan konflik kesepakatan biji-bijian laut hitam.
Ilustrasi ladang gandum/World Economic Forum
Ilustrasi ladang gandum/World Economic Forum

Bisnis.com, JAKARTA - Gandum terus mengalami kenaikan harga, bahkan melampaui kenaikan harian terbesar dalam satu dekade pada Rabu (19/7/2023) akibat efek dari keputusan Rusia. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (20/7) harga gandum terus naik lantaran ancaman Rusia terhadap kapal-kapal yang berlayar menuju pelabuhan-pelabuhan Ukraina dan konflik ekspor biji-bijian dari wilayah Laut Hitam. 

Contohnya, kontrak berjangka gandum di Chicago naik 1 persen, setelah mengalami kenaikan hampir 9 persen pada satu titik sesi sebelumnya, mencatatkan kenaikan terbesar sejak 2012. 

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia memperingatkan bahwa semua kapal di Laut Hitam yang menuju ke pelabuhan-pelabuhan Ukraina akan dianggap sebagai potensi pengangkut kargo militer mulai hari Kamis (20/7). 

Krusialnya Laut Hitam dan Pemberhentian Ekspor Gandum Cs

Pelabuhan Laut Hitam Ukraina adalah nadi vital bagi penjualan ekspor Ukraina. Laut Hitam juga merupakan bagian terbesar dari pengiriman, dan kini musim panen sedang berlangsung. Oleh karena itu, tindakan penutupan akses dapat memperlambat distribusi panen berikutnya ke pasar. 

Kemudian, kekhawatiran inflasi juga meningkat kembali. Harga biji-bijian hingga saat ini moderat karena sebagian dari kesepakatan laut hitam. 

Namun hal yang perlu diperhatikan adalah banyak produk yang terbuat dari gandum, contohnya seperti tepung dan sereal sarapan sehingga harganya terus meningkat. 

Risiko pasokan biji-bijian juga dapat meningkatkan biaya bagi produsen makanan. 

Analis pertanian senior di Rabobank Group di Sydney, Dennis Voznesenski, mengatakan berkurangnya ketersediaan biji-bijian dari Ukraina berarti berkurangnya ketersediaan ekspor selama masa panen penting di Laut Hitam. 

“Dalam jangka panjang, itu berarti lebih banyak biji-bijian yang ditimbun di Ukraina, yang mengarah pada harga Ukraina yang lebih rendah, margin pertanian Ukraina yang lebih rendah, dan penanaman yang lebih rendah,” jelasnya. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga gandum untuk pengiriman September naik 1 persen menjadi US$7,3525 atau sekitar Rp110,172 per gantang, pukul 2:19 siang waktu Singapura, level tertinggi lebih dari tiga minggu.

Sementata itu, harga jagung untuk pengiriman Desember naik 0,5 persen menjadi US$5,5575 atau sekitar Rp83,278 per gantang.

Harga kedelai untuk pengiriman bulan November turun 0,2 persen menjadi US$14,0625 atau sekitar Rp210,723 per gantang, setelah mencatat kenaikan selama lima hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper