Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi di sektor hulu migas sepanjang semester I/2023 baru mencapai US$5,7 miliar atau sekitar Rp85,46 triliun (asumsi kurs Rp14.994 per US$).
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan bahwa realisasi investasi semester I/2023 tersebut masih berada di bawah target semester I/2023 yang dipatok US$7,4 miliar.
“Namun, dari sisi ini investasi dibanding tahun lalu ada peningkatan 21,3 persen, dibandingkan target semester ini 77 persen,” kata Nanang dalam konferensi kinerja industri hulu migas semester I/2023, Selasa (18/7/2023).
Adapun, target investasi hulu migas sampai dengan akhir tahun ini dipatok mencapai US$15,5 miliar atau naik 28 persen dibandingkan realisasi 2022. Dengan demikian, capaian realisasi investasi hulu migas sampai dengan semester I/2023 baru mencapai 36,7 persen dari target sepanjang 2023.
Menurut Nanang, masih rendahnya realisasi investasi disebabkan adanya kendala pengeboran sumur karena safety stand-down, ketersediaan rig untuk pengeboran, dan tenaga kerja. Selain itu, terdapat beberapa proyek yang belum onstream.
"Tetapi outlook kami bisa mencapai US$15,6 tentu dengan perhitungan-perhitungan dan forecast yang ada dengan parameter saat ini. Harapan kami mendekati apa yang menjadi target awal tahun ini," ujar Nanang.
Baca Juga
Sementara itu, SKK Migas mencatat realisasi lifting minyak sepanjang semester I/2023 mencapai 615.500 barel minyak per hari (bopd). Capaian lifting minyak itu naik 0,16 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2022 sebanyak 614.500 bopd.
"Realisasinya per 30 Juni, 615.500 bopd atau 100,2 persen, jadi di atas pencapaian semester I tahun lalu. Jadi di tahun lalu semester I ini lebih baik," katanya
Lebih lanjut, realisasi salur gas semester I/2023 mencapai 5.308 million standard cubic feet per day (MMscfd) atau lebih rendah dibandingkan dengan periode tahun lalu, yaitu diangka 5.326 MMscfd.
Dari sisi realisasi reserve replacement ratio (RRR), kata Nanang, mencapai 52,9 persen, masih rendah dibandingkan semester I/2022 yang mencapai sekitar 77 persen.
Nanang juga memaparkan bahwa realisasi cost recovery pada semester I/2023 mencapai US$3,07 miliar. Nilai tersebut belum mencapai target semester I/2023 yang telah ditentukan, yaitu diangka US$4,3 miliar.