Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan investasi sektor hulu migas tahun ini dapat menyentuh US$15,54 miliar atau setara dengan Rp234,18 triliun (asumsi kurs Rp15.070 per US$).
Target itu naik 26 persen dari capaian investasi sepanjang 2022 yang berada di kisaran US$12,3 miliar atau setara dengan Rp185,36 triliun. Patokan investasi itu terbilang tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan investasi hulu migas global di kisaran 6 persen tahun ini.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, target investasi yang terbilang progresif itu berasal dari kumpulan rencana kerja dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang begitu optimistis tahun ini.
Lewat persetujuan work program & budget (WP&B) 2023, KKKS berkomitmen untuk melakukan pengeboran lebih masif, yakni mencapai 991 sumur tahun ini. Komitmen itu jauh lebih tinggi dari rencana yang sempat diputuskan pada 2022 yang berada di kisaran 790 sumur.
Di sisi lain, rencana investasi untuk eksplorasi sumur pengembangan dari KKKS juga mengalami kenaikan yang signifikan. KKKS berkomitmen untuk berinvestasi pada kegiatan eksplorasi sebesar US$1,79 miliar pada tahun ini. Komitmen itu relatif tinggi jika dibandingkan dengan rencana investasi eksplorasi pada 2022 yang berada di kisaran US$0,8 miliar.
“Kita lihat komitmen rencana kerja dari para KKKS menunjukan angka drilling yang tinggi dari 790 sumur menjadi 991 sumur, cukup tajam kenaikan penyebarannya,” kata Dwi saat jumpa pers di Kantor SKK Migas, Rabu (18/1/2023).
Baca Juga
Menurut Dwi, komitmen investasi yang tinggi itu memperlihatkan minat KKKS untuk mengembangkan serta mencari sumur alternatif lain di dalam negeri masih cukup antusias tahun ini. Di sisi lain, imbuh Dwi, pemerintah berkomitmen untuk memberikan penawaran bagi hasil serta insentif fiskal dan non-fiskal yang menarik untuk menjaga realisasi komitmen pengembangan dan eksploitasi sumur tersebut.
Saat ini, kata dia, pemerintah tengah berupaya untuk menyelesaikan revisi Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Hulu Minyak dan Gas Bumi (Migas) untuk menjamin kepastian hukum di sektor hulu migas mendatang.
“Kita senang sekali investasi untuk eksplorasi dari US$0,8 miliar sekarang menjadi US$1,79 miliar, ini pengembangan juga naik dari US$2,7 miliar ke US$3,37 miliar itu yang kita lihat,” kata dia.
Sementara itu, realisasi lifting minyak dan salur gas sepanjang 2022 masih berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2022.
Berdasarkan catatan SKK Migas, realisasi lifting minyak pada tahun lalu mencapai 612,3 ribu barel minyak per hari (Mbopd) atau hanya mencapai 87,1 persen dari target yang dipatok dalam APBN di level 703 Mbopd.
Sementara realisasi salur gas sepanjang 2022 tertahan di angka 5.347 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau hanya mencapai 92,2 persen dari target yang dipatok sebesar 5.800 MMscfd