Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP dari sektor hulu migas sepanjang 2022 menembus US$18,19 miliar atau setara dengan sekitar Rp269 triliun.
Realisasi setoran dari sektor hulu migas itu mencapai 183 persen dari target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar US$9,95 miliar atau setara dengan Rp149,94 triliun.
“Jika dibandingkan dengan data penerimaan negara sejak 2016, maka penerimaan di tahun 2022 adalah yang paling besar,” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi saat jumpa pers di Kantor SKK Migas, Jakarta, Rabu (18/1/2023).
Penerimaan bagian negara yang besar itu dipengaruhi oleh reli harga migas di pasar dunia yang masih menguat hingga awal tahun ini. Di sisi lain, tambahan penerimaan juga diperoleh dari meningkatnya penjualan dari spot LNG, FTG, dan perdagangan lainnya di kisaran US$2,07 miliar atau sekitar Rp30,6 triliun.
Berdasarkan catatan SKK Migas, usaha hulu migas sudah menyumbang penerimaan negara sekitar US$72,6 miliar dari 2018 hingga 2022.
Lewat torehan yang positif itu, Kurnia mengatakan, lembaganya mengerek target investasi 2023 di posisi US$15,88 miliar atau meningkat 159 persen dari target sepanjang 2022 lalu.
Baca Juga
Di sisi lain, SKK Migas juga berhasil menekan pengeluaran dari sisi pengembalian biaya operasi atau cost recovery dari KKKS menjadi di angka US$7,9 miliar pada 2022. Penghematan itu cukup signifikan menyusul catatan pengembalian biaya operasi pada 2019 lalu sampai di level US$10,9 miliar.
“Di tengah tingginya harga energi dunia serta kemampuan menjaga biaya-biaya di industri hulu migas tetap efisien, menunjukkan bahwa daya saing industri ini terus mengalami peningkatan,” kata dia.
Sebelumnya, SKK Migas melaporkan realisasi lifting minyak dan salur gas sepanjang 2022 masih berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN.
Berdasarkan catatan SKK Migas, realisasi lifting minyak pada tahun lalu mencapai 612,3 ribu barel minyak per hari (Mbopd) atau hanya mencapai 87,1 persen dari target yang dipatok dalam APBN di level 703 Mbopd.
Sementara realisasi salur gas sepanjang 2022 tertahan di angka 5.347 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau hanya mencapai 92,2 persen dari target yang dipatok sebesar 5.800 MMscfd