Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi El Nino, Bapanas Pastikan Stok dan Harga Pangan di Kuartal I dan II Stabil

Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan stok dan harga pangan relatif stabil memasuki semester kedua dan kuartal ketiga tahun 2023 di tengah ancaman el Nino.
Pedagang melayani pembeli di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/3/2023). JIBI/Abdurachman
Pedagang melayani pembeli di salah satu pasar tradisional di Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/3/2023). JIBI/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) menggencarkan pemantauan langsung stok dan harga pangan di pasar. Hasil pemantauan menunjukan kondisi stok pangan pokok tersedia dan aman serta kondisi harga pangan relatif stabil memasuki semester kedua dan kuartal ketiga tahun 2023.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan upaya ini juga sebagai bentuk antisipasi menghadapi fenomena el Nino yang diperkirakan terjadi pada kuartal ketiga tahun ini, serta untuk menjaga tren penurunan inflasi.

"Kemarin Presiden keliling pasar termasuk di Kota Bandung, hari ini NFA juga lakukan pengecekan. Saya ditemani Asda, Kadis, dan para Deputi NFA, kita semua keliling salah satunya di pasar Sederhana Kota Bandung, yang pertama kita cek mengenai ketersediaan pangan. Kedua mengenai harga pangan," tutur Arief dalam keterangan pers saat melakukan pengecekan stok dan harga komoditas pangan di Pasar Sederhana, Kota Bandung, Jumat, (14/7/2023).

Arief mengatakan, berdasarkan hasil pengecekan, ketersediaan pangan mencukupi dan aman, untuk harga pangan juga relatif stabil di harga yang wajar. "Mayoritas pangan berada di harga yang sesuai dan tidak terpaut jauh dengan Harga Acuan Penjualan [HAP] atau Harga Eceran Tertinggi [HET] yang telah ditetapkan NFA," ungkapnya.

Berikut kondisi harga pangan strategis dan perbandingannya dengan HAP, daging sapi tercatat Rp120.000 - Rp 140.000 per kg (HAP yang ditetapkan NFA Rp 140.000 per kg), daging ayam ras Rp 42.000 per kg (HAP Rp36.750 per kg), telur ayam Rp 32.000 per kg (HAP 27.000 per kg), beras SPHP Rp9.450 per kg, beras premium Rp14.000 per kg (HET Rp 13.900 per kg), cabai merah keriting Rp40.000 per kg (HAP Rp 37.000-Rp55.000 per kg), cabai rawit merah Rp32.000 per kg (HAP Rp40.000-57.000 per kg), bawang merah Rp 32.000 per kg (HAP Rp36.500-41.500 per kg), bawang putih Rp40.000 per kg, minyak goreng (Minyakita) Rp16.000 per liter (HAP Rp14.000 per liter), dan gula konsumsi Rp15.000 per kg (HAP Rp 13.500-Rp14.500 per kg).

“Hampir keseluruhan, sekitar 75 persen harga komoditas pangan strategis masih sesuai atau tidak terpaut jauh dengan HAP, itu artinya stok dan keseimbangan harga relatif masih terkendali," tuturnya.

Kendati demikian, dia berpesan beberapa komoditas harus mendapat perhatian khusus, karena harganya masih terpantau tinggi seperti minyak goreng Minyakita. "Untuk menjaga stabilitas harga Minyakita, kita sudah minta Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Barat untuk tambah stok dan pasokan Minyakita ke pasar-pasar di Jabar, khususnya Kota Bandung," tegasnya.

Sedangkan untuk daging ayam dan telur ayam, dia mengatakan, saat ini NFA sedang melakukan kontrol agar terbentuk harga keseimbangan baru.

"Harga kesetimbangan tersebut harga yang wajar di setiap lini karena disesuaikan dengan kondisi biaya produksi saat ini. Jadi sesuai arahan Bapak Presiden, kita diminta untuk menyeimbangkan harga, sehingga wajar di petani/peternak, pedagang, dan konsumen. Dengan harga wajar di setiap lini, maka petani dan peternak bisa terus berproduksi, dengan demikian ketersediaan akan terjaga," ujarnya.

Selanjutnya, Arief mengatakan, upaya pemantauan stok dan harga pangan di pusat perdagangan akan terus digencarkan seiring semakin meningkatnya kewaspadaan terhadap el nino. Pihaknya juga telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran pimpinan dan pegawai NFA serta dinas urusan pangan provinsi dan kabupaten/kota agar secara rutin lakukan pemantauan stok dan harga di lapangan secara detail.

“Kita ingin pastikan betul kondisi stok dan harga pangan di lapagan aman di tengah semakin dekatnya el nino. Dengan pemantauan secara harian di seluruh kota/kabupaten kita bisa mengetahui kondisi lapangan secara presisi, sehingga langkah pengambilan keputusan bisa dilakukan tepat dan akurat,” tuturnya.

Arief menambahkan, Bapanas bersama sejumlah stakeholder pangan juga telah menyiapkan langkah antisipasi lainnya untuk mengantisipasi kondisi kedaruratan saat terjadi el nino, diantaranya melalui pengintegrasian data neraca pangan daerah dengan pusat, pemanfaatan dan pengembangan potensi pangan lokal, pendataan Champion produsen pangan wilayah untuk menjaga rantai pasok pangan di daerah, penyediaan sarana dan fasilitas untuk memperpanjang masa simpan produk pangan, terus menjalankan program rutin Gerakan Pangan Murah (GPM) dan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP), serta penambahan periode penyaluran bantuan pangan.

Langkah antisipasi tersebut juga paralel dengan upaya pengendalian inflasi nasional.

“Seperti kita ketahui, upaya pengendalian inflasi nasional saat ini telah berjalan baik dengan tren penurunan yang signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi nasional bulan Juni 2023 secara tahun ke tahun (y-on-y) berada di angka 3,52 persen, atau turun dibanding Mei 2023 yang berada di posisi 4,00. Hal ini turut dikontribusikan dengan penurunan Kelompok pangan atau Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper