Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bapanas: Bulog Telah Serap 701.000 Ton Beras Dalam Negeri

Bapanas menyampaikan realisasi penyerapan beras dalam negeri oleh Bulog telah mencapai 701.000 ton sampai dengan 5 Juli 2023.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan realisasi penyerapan beras dalam negeri oleh Bulog telah mencapai 701.000 ton sampai dengan 5 Juli 2023.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, jumlah itu berkontribusi terhadap terlaksananya program stabilisasi pasokan dan harga beras, seperti program bantuan sosial (bansos) pangan beras.

Dia menuturkan, Bapanas telah menugaskan Perum Bulog untuk semaksimal mungkin melakukan penyerapan gabah dan beras dalam negeri secara optimal, khususnya saat musim panen raya di semester pertama tahun ini dan saat panen gaduh jelang akhir tahun.

“Untuk mendukung itu, kita juga sudah terbitkan instrumen peraturan untuk menaikan HPP [Harga Pembelian Pemerintah] gabah dan beras agar Bulog lebih berdaya saing," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (6/7/2023).

Sementara itu, untuk pasokan beras bantuan pangan seluruhnya dipenuhi dari cadangan beras pemerintah (CBP) yang bersumber dari produksi dalam negeri. Seperti diketahui, dalam program ini 21,3 juta kelompok penerima manfaat (KPM) mendapatkan 10 Kg beras sebanyak 3 kali sehingga total beras yang dibutuhkan sebanyak 639.000 ton.

Sampai dengan 5 Juli 2023 ini, penyaluran telah terealisasi 99 persen, artinya sekitar 637.000 ton CBP hasil pengadaan dalam negeri telah digelontorkan.

Arief menambahkan, pemanfaatan CBP untuk mendukung berbagai program stabilisasi pasokan tersebut berdampak pada percepatan perputaran stok beras di Gudang Bulog.

“Saat ini stok CBP kita yang ada di Bulog berisi beras new crop yang kualitasnya baik. Tidak ada lagi beras sisa stock yang telah disimpan beberapa tahun sehingga kualitasnya menurun,” ujarnya.

Adapun terkait stok CBP hasil pengadaan luar negeri, Arief menyampaikan, stoknya saat ini sekitar 63 persen dari total stok CBP.

“Itu memang sengaja kita simpan, mengingat tujuan awal pengadaan luar negeri adalah hanya untuk mengamankan stok CBP guna berjaga-jaga mengantisipasi kondisi kedaruratan. Jadi selama stok CBP dalam negeri masih tersedia kita prioritaskan penggunaan yang dalam negeri,” ujarnya.

Lebih lanjut, Arief menjelaskan, pengadaan luar negeri untuk pengisian CBP dilakukan sebagai opsi terakhir, tentunya dengan mempertimbangkan kondisi prognosa stok beras tahun 2023. Di mana berdasarkan data Kerangka Sample Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Mei 2023, realisasi produksi beras per Mei 2023 tercatat sebesar 2,77 juta ton atau terkoreksi 40.000 ton.

Setelah Mei produksi dalam negeri berangsur menunjukkan penurunan dari puncak panen pada Maret 2023.

“Melihat tren ini tentunya langkah antisipasi melalui pengadaan luar negeri harus diambil untuk mengamankan stok beras nasional. Mengingat kebutuhan konsumsi beras nasional tahun 2023 diproyeksikan sekitar 30,8 juta ton,” ungkapnya.

Arief memastikan pengadaan luar negeri dilakukan secara terukur dan diperuntukan hanya untuk mengisi stok CBP sehingga dipastikan tidak masuk ke pasar komersial yang dapat mengakibatkan terganggunya harga beras petani.

“Kondisinya memang sangat terpaksa dan impor yang diproyeksikan 2 juta itu baru masuk 500.000 ton, jadi tidak seperti yang dibayangkan 2 juta langsung masuk, dari practical tidak semudah itu. Kita pastikan lakukan secara terukur sesuai arahan Bapak Presiden jangan sampai pengadaan luar negeri mengakibatkan harga di tingkat petani jatuh,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper