Bisnis.com, JAKARTA- Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) mendorong penguatan cadangan pangan untuk komoditas pangan pokok strategis seiring ancaman badai El Nino.
Saat ini, Bulog memiliki stok beras cadangan sebesar 605.924 ton. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat mendampingi kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di Komplek Pergudangan Banjarkemantren Perum Bulog Kantor Cabang Surabaya Utara, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Rabu (05/07/2023).
Arief mengatakan, saat ini pengelolaan cadangan pangan sudah memiliki landasan regulasi yang kuat melalui Peraturan Presiden Nomor 125/2022.
"Dengan adanya Perpres tersebut, langkah strategis penguatan stok dan cadangan pangan kita bangun dengan menugaskan BUMN di bidang pangan, Perum Bulog dan ID Food untuk mengelola beberapa komoditas pangan pokok strategis yang ditangani pemerintah," ujar Arief dalam keterangan pers, Kamis (6/7/2023).
Untuk mengantisipasi hal ancaman krisis pangan tersebut, Arief meminta Bulog menyiapkan sarana dan prasarana yang dimiliki untuk mengoptimalkan penyerapan produk petani pada saat panen terutama di wilayah sentra.
"Jadi Bulog dengan Modern Rice Miling Plant [MRMP]-nya yang ada di beberapa wilayah sentra produksi padi harus diisi dengan maksimal. Begitupula dengan Corn Dryer dan agar silo-silo tersebut mulai diisi, seperti di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang akan panen raya jagung itu menjadi momentum Bulog untuk mengoptimalkan penyerapan," jelas Arief.
Baca Juga
Hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam arahannya di Istana Negara, Senin (3/7/2023) yang meminta seluruh jajarannya untuk tetap waspada dalam menghadapi situasi global yang masih tidak menentu.
Adapun terkait dengan Cadangan Beras Pemerintah, Direktur Human Capital Perum Bulog Purnomo Sinar Hadi yang turut hadir dalam kunker tersebut mengatakan, stok beras yang dikelola Bulog saat ini sebesar 605.924 ton dengan pengadaan dalam negeri mencapai 204.771 ton dan dari luar negeri mencapai 335.182 ton serta penyerapan komersil sebesar 65.970 ton.
Arief mengatakan meskipun serapan Bulog dalam negeri masih belum memenuhi target yang ditetapkan sebesar 2,4 juta ton, pihaknya meminta Bulog untuk terus menyerap beras dalam negeri. Adapun importasi yang dilakukan merupakan alternatif terakhir dan terpaksa dilakukan.
Menurut dia, importasi merupakan pilihan terakhir dan opsi yang tersulit buat kita semua. Sehingga sampai semester 1 ini, dari 2 juta ton target pengadaan dari luar negeri, hingga saat ini baru terealisasi hanya sekitar 500.000 ton.
“karena kita optimalkan serapan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah dan bahwa penyaluran bantuan pangan pemerintah berupa beras melalui penugasan Perum Bulog selama tiga bulan terakhir itu dipenuhi dari hasil penyerapan dalam negeri tersebut," terang Arief.
Sesuai Peraturan Presiden (Perpres) No 125/2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, terdapat 11 komoditas pangan strategis yang harus diamankan stok dan ketersediaannya sebagai CPP.
11 komoditas itu adalah beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan. Penetapan jumlahnya dilakukan paling sedikit satu kali dalam satu tahun.