Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan Asean mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Dunia dengan mendorong dua sektor, yaitu ekosistem kendaraan listrik serta perdamaian dan stabilitas kawasan.
Dalam pertemuan Asean-Jepang Post Ministerial Conference (PMC) 2023 di Jakarta, Kamis (13/7/2023), Retno melihat perlu adanya pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di negara-negara Asean.
Sebagaimana Indonesia yang terus mengembangkan industri baterai dan mendorong program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
“Kami telah sering membahas hal ini. Sekarang saatnya untuk mewujudkan rencana tersebut menjadi kenyataan. Asean dan Jepang akan sama-sama diuntungkan dengan kolaborasi ini," katanya.
Sebagaimana diketahui, Jepang sedang bertransisi menuju 100 persen kendaraan listrik pada 2035 dan ingin menjadi pemimpin di industri kendaraan listrik. Untuk itu, Asean menjadi mitra yang tepat bagi Jepang untuk pengembangan baterai kendaraan listrik, termasuk melalui Green Innovation Fund.
Menurut catatan Asean Investment Report 2022, penanaman modal asing (PMA) dari Jepang ke Indonesia pada 2022 untuk industri EV sebesar US$2 miliar yang berasal dari Toyota Motor.
Baca Juga
Sebagian besar investasi kendaraan listrik sejak 2019 hingga 2022 dilakukan oleh perusahaan multinasional Jepang dan Korea yang membangun pabrik baru dan memperluas atau meningkatkan kapasitas produksi.
Selain pengembangan EV, Retno menekankan terkait kerja sama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.
“Kami menginginkan arsitektur regional yang inklusif, di mana seluruh negara dapat merasa aman. Hanya dengan begitu kita dapat fokus menjadikan kawasan kita sebagai pusat pertumbuhan," tambah Menlu.
Asean dan Jepang sendiri tengah memperingati 50 tahun hubungan kedua kawasan. Khususnya dalam bidang ekonomi, pertemuan menyambut baik Asean Japan Economic Co-Creation Vision guna mendorong berbagai kerja sama di bidang ekonomi digital, pembiayaan inovatif untuk infrastruktur, ekonomi hijau untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, dukungan UMKM, dan penguatan rantai pasok global.
Di sisi lain, Jepang berkomitmen untuk terus mendukung sentralitas Asean, termasuk melalui implementasi Asean Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Jepang menyampaikan komitmen pendanaan sebesar US$100 juta, setara Rp1,49 triliun (Rp14.952 per dolar AS), untuk mendukung implementasi AOIP.