Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melesat! RI jadi Negara Ekonomi Terbesar Ke-4 di Dunia 2050

Goldman Sachs memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan skala ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada 2050.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Gedung bertingkat di jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan. JIBI/Feni Freycinetia

Bisnis.com, JAKARTA — Goldman Sachs, bank investasi global berpusat di Amerika Serikat, memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di dunia pada 2050.

Melesatnya laju ekonomi Indonesia pada 2050 terjadi seiring ledakan ekonomi negara berkembang lain yang mengalahkan negara maju.

“Proyeksi kami menyiratkan bahwa lima negara dengan perekonomian terbesar di dunia pada  2050, diukur dalam Dolar AS riil, adalah China, Amerika Serikat, India, Indonesia, dan Jerman,” tulis Goldman Sachs dalam laporan resmi yang dikutip Bisnis, Rabu (12/7/2023).

Riset terbaru Goldman Sachs memprediksi perekonomian Indonesia bakal menggeser posisi Brasil dan Rusia sebagai negara berkembang terbesar keempat di dunia pada 2050.

Sementara itu, perekonomian negara berkembang pada periode 2024 hingga 2029 diperkirakan tumbuh sebesar 3,8 persen. Proyeksi pertumbuhan negara berkembang atau emerging market di atas pertumbuhan negara maju yang hanya tercatat 1,8 persen.

Goldman Sachs memprediksi China akan menggeser posisi ekonomi AS sebagai ekonomi terbesar di dunia pada 2035. Perkiraan ini didasarkan pada beberapa faktor, misalnya PDB China yang telah menutup sebagian besar kesenjangan dengan PDB AS, serta potensi pertumbuhan di China yang jauh lebih tinggi dibandingkan AS.

Perlambatan Ekonomi China

Lebih lanjut, Goldman Sachs menyatakan bahwa negara di kawasan Asia akan menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat. Sayangnya, hal tersebut  tertahan oleh perlambatan ekonomi China.

Pasalnya, ekonomi Negeri Tirai Bambu itu diperkirakan tumbuh melambat menjadi 4 persen pada 2024-2029 daan 2,5 persen pada 2030 hingga 2039, jauh melambat dari pertumbuhan 7,7 persen pada 2010-2019.

“Sebagian besar perlambatan ini didorong oleh faktor demografi, dan menyebabkan tingkat pertumbuhan China berada jauh di bawah beberapa negara Asia lainnya, seperti India, Indonesia, dan Filipina,” tulis Goldman Sachs.

China sebelumnya diperkirakan bangkit kembali setelah pembatasan Covid-19 dan membantu memperkuat pertumbuhan global. Namun, China kini menghadapi berbagai masalah.

Mengutip Bloomberg, Rabu (12/7/2023) China kini menghadapi belanja konsumen yang lamban, pasar properti yang goyah, ekspor yang lesu, menghadapi pengangguran anak muda dan utang pemerintah daerah yang tinggi. 

Dampak dari ketegangan ini kemudian dirasakan di seluruh dunia. Contohnya, mulai dari harga komoditas hingga pasar ekuitas. 

Lantas, seberapa besar dampak melambatnya perekonomian China terhadap ekonomi global?

Banyak pekerjaan dan produksi dunia bergantung pada China. IMF sendiri memproyeksikan bahwa China akan menjadi kontributor utama pertumbuhan global selama lima tahun kedepan. Menurut IMF, China diharapkan mewakili 22,6 persen dari total pertumbuhan dunia. Kemudian, diikuti oleh India yang sebesar 12,9 persen, Amerika Serikat (AS) sebesar 11,3 persen dan Indonesia yang sebesar 3,6 persen. 

Cara utama ekspansi China, yakni melalui perdagangan, berdampak pada bisnis di seluruh dunia. Negara-negara pengekspor mineral seperti Brasil dan Australia sangat rentan terhadap siklus infrastruktur dan properti China. 

Harga komoditas utama, termasuk rebar baja dan bijih besi berjangka juga diketahui turun tahun ini. Hal ini dikarenakan negara dengan permintaan konsumen logam terbesar di dunia tersebut tidak meningkat sesuai dengan harapan para pedagang. 

Selanjutnya, kemerosotan tersebut memukul eksportir barang-barang teknologi tinggi. Contohnya pengiriman dari Korea Selatan dan Taiwan turun dua digit setiap bulan, pada paruh pertama 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper