Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi penyaluran biodiesel B35, bauran Solar dengan 35 persen bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit, telah mencapai 5,6 juta kiloliter (kl) hingga 6 Juli 2023.
Realisasi penyaluran bauran Solar itu hingga pertengahan tahun ini telah mencapai 42,58 persen dari alokasi biodiesel program mandatori B35 yang dipatok di angka 13,15 juta kl.
Adapun, alokasi biodiesel tahun ini naik 19 persen jika dibandingkan dengan kuota 2022 di level 11,02 juta kl.
“Tinggal 3 terminal bahan bakar minyak [TBBM] di Jakarta, Semarang dan Surabaya yang masih penyesuaian sarana prasaranannya untuk implementasi B35,” kata Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana kepada Bisnis, Minggu (9/7/2023).
Berdasar catatan Kementerian ESDM, tren selisih harga indeks pasar (HIP) BBN jenis biodiesel dengan HIP minyak solar sebagai acuan pemberian subsidi kepada pemasok mengalami penurunan selepas April 2023 setelah mengalami tren penguatan sejak Juli 2022.
Pada perdagangan Januari 2023, HIP biodiesel sebesar Rp11.520 per liter, sedangkan HIP minyak solar sebesar Rp10.805,20 per liter. Selanjutnya, HIP biodiesel untuk Juli 2023 sebesar Rp9.998 per liter dengan HIP minyak solar di level Rp8.371 per liter.
Baca Juga
“Dari data HIP tersebut tren selisih HIP biodiesel dengan HIP minyak Solar sebagai acuan pemberian insentif mengalami kenaikan sampai bulan April, kemudian mengalami tren penurunan,” kata dia.
Di sisi lain, Dadan menambahkan, kementeriannya masih mematangkan sejumlah persiapan dan kajian uji B40 tahun ini sebelum diimplementasi lebih luas di tengah masyarakat. Saat ini, dia menuturkan, kajian uji B40 bakal berlanjut untuk uji terap pada sektor alat berat, kapal laut, alat mesin pertanian dan kereta api.
“Untuk penerapan B40, perlu dipertimbangkan dengan baik aspek suplai dari produsen, kecukupan insentif, dan juga mempertimbangkan penggunaan CPO untuk pangan, bahan baku industri dan bahan bakar,” kata dia.
Kementerian ESDM menargetkan penyaluran biodiesel B35 dapat menghemat belanja negara sekitar US$10,75 triliun setara dengan Rp161 triliun. Selain itu, serapan tenaga kerja ditaksir dapat mencapai 1.653.974 orang serta pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sekitar 34,9 juta ton CO2e.