Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani Ramal Produksi Tebu Anjlok 20 Persen, El Nino Jadi Momok

Petani memprediksi produksi tebu anjlok hingga 20 persen pada tahun ini, salah satunya disebabkan oleh dampak El Nino.
Ilustrasi panen tebu. /DAIMLER
Ilustrasi panen tebu. /DAIMLER

Bisnis.com, JAKARTA - Petani tebu rakyat memprediksi adanya risiko penurunan hasil produktivitas tebu hingga 20 persen pada tahun ini. Fenomena El Nino menjadi momok petani yang diiringi dengan kenaikan biaya produksi.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan rata-rata produktivitas tebu saat ini hanya di kisaran 60 ton per hektare dari yang sebelumnya 70 - 75 ton per hektare.

"Sekarang turun 20 persen, kita bicara average [rata-rata] ya," ujar Soemitro, Rabu (5/7/2023).

Kekeringan dari El Nino, kata dia, membuat tanaman tebu menjadi lebih cepat berbunga. Pertumbuhan vegetatif menjadi singkat dan terhambat.

Dampak iklim itu, kata Soemitro, telah terlihat pada rata-rata tinggi tanaman tebu di wilayah pantai utara (pantura). Misalnya di Cirebon, Jawa Barat, maksimal tinggi tanaman tebu hanya sekitar 2 meter.

"Dulu bisa 3-4 meter, sekarang hanya 2 meter [tinggi tanaman] lebih dikit saja udah tumbuh bunga," katanya.

Kondisi diperparah dengan kapasitas petani yang kurang mumpuni untuk merawat tanamannya secara optimal. Pendapatan petani tebu yang dianggap Soemitro 'pas-pasan' membuat kemampuan mengakses pupuk nonsubsidi dan tenaga kerja untuk tanaman tebu menjadi minim. 

"Petani tidak punya daya, biaya produksi makin tinggi. Pendapatan kita kurang. Bayangkan, sejak 2016 HET [harga eceran tertinggi] gula tidak naik tetap di Rp12.500 per kilogram, padahal itu diproduksi rakyat," katanya.

Setali tiga uang, Sekretaris Jenderal Asosiasi Gula Indonesia (AGI), Aris Toharisman juga mengakui adanya kemungkinan produksi gula nasional akan stagnan alias tidak berubah dibandingkan tahun lalu.

"Jadi kemungkinan tahun ini jumlah tebu gilingnya relatif tidak ada peningkatan, jadi paling banter sama atau bisa jadi lebih sedikit," ungkap Aris.

Adapun, estimasi produksi gula nasional pada 2023 ada di kisaran 2,4 juta - 2,5 juta ton. Menurut Aris, realisasi dari tahun ke tahun tidak jauh dari estimasi yang ada.

Kendati demikian, dia memperkirakan adanya risiko penurunan produktivitas tebu giling, di sisi lain dampak kekeringan dari El Nino pada semester II/2023 dinilai juga akan meningkatkan rendemen gula.

"Jadi rendemen gula bisa lebih tinggi dari tahun lalu, karena cuacanya lebih kering, hujan lebih sedikit di awal-awal musim giling," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper