Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman El Nino, Mentan SYL Imbau Petani Pakai Asuransi Tani

Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengimbau petani untuk memanfaatkan asuransi tani di tengah ancaman El Nino.
Petani padi melakukan pemupukan di lahan sawahnya dengan pupuk urea bersubsidi. istimewa
Petani padi melakukan pemupukan di lahan sawahnya dengan pupuk urea bersubsidi. istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong petani untuk memanfaatkan asuransi tani, terutama dalam menghadapi El Nino yang diprediksi terjadi pada semester II/2023. Asuransi tani dianggap mengurangi kerugian usaha tani bila kekeringan yang terjadi nantinya membuat petani gagal panen.

"Asuransi itu tidak tunggu nanti puso, kalau hujan dalam dua bulan tidak turun harusnya asuransi sudah bisa bayar sekian persen," ujar Syahrul dalam Forum Diskusi Perhimpi bertajuk Meskipun El Nino, Bisa Panen, dikutip secara virtual, Selasa (4/7/2023).

Adapun wilayah yang masuk dalam zona merah dengan kriteria rawan kekeringan dinilai menjadi prioritas untuk menggunakan asuransi tani. Data National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dan International Research Institute for Climate and Society, mulai Agustus 2023 diprediksi El Nino menjadi dominan dengan probabilitas sekitar 78-87 persen.

Oleh sebab itu, Syahrul mengatakan dalam menghadapi ancaman kekeringan karena El Nino, dinas pertanian di setiap kabupaten maupun kota diminta untuk memetakan wilayah menjadi tiga zona yakni zona hijau, zona kuning dan zona merah.

Wilayah di zona hijau diidentifikasikan sebagai daerah yang masih mengalami hujan saat periode kering. Di zona ini, petani diminta mempercepat waktu tanam seiring masih tersedianya air maupun hujan.

Sementara, zona kuning merupakan wilayah dengan kekeringan sedang alias masih ada sumber air yang bisa dimanfaatkan.

"Ya kalau daerah kuning, perlu gali-gali sedikit irigasi dan embung," tutur Syahrul.

Adapun zona merah dikategorikan sebagai wilayah dengan kekeringan yang cukup ekstrim dengan ketersediaan air yang sangat terbatas. Di wilayah ini, Syahrul meminta agar ada penyesuaian komoditas yang ditanam petani. Misalnya beralih ke tanaman yang adaptif lingkungan kering seperti jagung.

"Waktu 2015 saya jadi gubernur seluruh Jeneponto diganti jagung seluruhnya, yang enggak boleh ditanam jagung cuma dua, kuburan dan jalan. Selain itu tanam," imbuh Syahrul.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper