Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan inflasi tahun 2023 akan dalam kisaran target yang ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Juni 2023 yang bertepatan dengan Hari Raya Iduladha bertengger di level 3,52 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau kembali dalam rentang target sasaran tahun 2023 yakni 3 persen plus minus 1 persen.
Sementara itu, secara bulanan, terjadi inflasi sebesar 0,14 persen atau lebih tinggi dibanding inflasi Mei 2023 yang sebesar 0,09 persen month-to-month (mtm).
Airlangga mengatakan capaian inflasi hingga pertengahan tahun 2023 tetap terkendali dan kembali masuk kisaran target inflasi. Menurutnya, hal ini merupakan hasil koordinasi dan sinergi solid dari Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Ke depan, sinergi ini akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi tahun 2023 tetap dalam kisaran sasaran untuk menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Senin (3/7/2023).
Secara historis, inflasi pada momen Iduladha umumnya didorong oleh kenaikan harga pangan. Inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food tercatat sebesar 0,44 persen mtm, yang disumbang oleh kenaikan harga komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang putih.
Baca Juga
Namun, hingga pertengahan tahun, inflasi volatile food mencapai 3,22 persen year-to-date (ytd) atau secara tahunan sebesar 1,20 persen, lebih rendah dari Mei 2023 sebesar 3,28 persen yoy.
Adapun komoditas daging ayam dan telur ayam ras memberikan andil inflasi Juni 2023 masing-masing sebesar 0,06 persen dan 0,02 persen mtm.
Kenaikan dipengaruhi oleh masih tingginya harga jagung sebagai bahan pakan ternak di tengah produksi yang belum kembali normal usai afkir dini yang dilakukan peternak pada 2022.
Sementara itu, kenaikan harga bawang putih dipicu masih tingginya harga bawang putih di China, sebagai salah satu negara asal impor, meskipun saat ini sudah berangsur menurun.
Di sisi lain, komponen inflasi harga diatur pemerintah (administered prices/AP) mengalami deflasi sebesar 0,02 persen mtm, terutama didorong penurunan harga sejumlah jenis bensin, seiring harga minyak global yang melandai di Juni.
Namun, deflasi administered prices masih tertahan peningkatan tarif angkutan udara karena tingginya permintaan selama libur panjang Iduladha 2023.