Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Setop Impor Beras, Jagung & Gula, Ini Dampak ke Keuangan Negara

Kemenkeu mengungkap dampak kebijakan Indonesia menyetop impor pangan seperti beras, jagung, dan gula terhadap keuangan negara.
Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023)./Antara
Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkap, penerimaan bea masuk pada April 2025 mengalami penurunan 1,9% (Year-on-Year/YoY) dipengaruhi oleh turunnya impor pangan seperti beras, jagung, dan gula.

Kemenkeu mencatat realisasi bea masuk hanya mencapai Rp15,4 triliun atau 29,2% dari target APBN, atau turun 1,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kendati begitu, penurunan ini dinilai menjadi sinyal positif atas keberhasilan swasembada pangan.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu, mengatakan nihilnya impor tiga komoditas, yaitu beras, jagung, dan gula menunjukkan ketahanan pasokan dalam negeri.

“Penurunan penerimaan bea masuk bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Penurunan terjadi karena tidak ada impor beras, jagung, dan gula. Jadi wajar tidak ada penerimaan bea masuk dari sana, tapi ini hal yang positif,” kata Anggito, mengutip laman resmi Kementan, Selasa (27/5/2025).

Dia menyampaikan, jika ketiga komoditas ini dikecualikan, penerimaan bea masuk justru tumbuh positif secara tahunan, yakni sebesar 4,3%. 

Tidak hanya itu, kontribusi sektor pertanian juga terlihat dari penerimaan bea keluar. Kemenkeu mencatat, penerimaan bea keluar naik signifikan 95,9% menjadi Rp11,3 triliun. 

Capaian positif itu salah satunya di dorong oleh kenaikan harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO), memperkuat kontribusi pertanian tidak hanya pada ketahanan pangan, tetapi juga pada pendapatan negara.

Adapun, keberhasilan ini tentu tidak lepas dari strategi nasional di sektor pertanian, seperti peningkatan produksi dalam negeri, efisiensi distribusi, dan dukungan langsung kepada petani.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, stok cadangan beras yang dikuasai Perum Bulog telah mencapai 3,9 juta ton per 24 Mei 2025.

“Ini capaian luar biasa. Alhamdulillah, stok Bulog sudah mencapai 3,9 juta ton. Ini mencerminkan ketahanan pangan nasional yang semakin kokoh, terutama di tengah krisis pangan global,” ujarnya.

Merujuk Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras pada Januari-Juni 2025 diperkirakan mencapai 18,76 juta ton. Angka tersebut naik 11,17% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

Pada periode yang sama, luas panen jagung pipilan diperkirakan mencapai 1,42 juta hektare, atau naik 11,64% dari tahun sebelumnya. Total produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 28% pun diprediksi melonjak menjadi 10,91 juta ton, atau naik 12,88% dari 9,67 juta ton pada Januari-Juni 2024.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper