Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN membuka peluang kerja sama 3 sampai 4 proyek Biomethane Plant Development di Pulau Sumatra dengan biaya proyek keseluruhan mencapai US$20 juta setara dengan Rp299,6 miliar pada pergelaran Pertamina Investor Day 2023, 3-4 Juli 2023.
Adapun, masing-masing proyek ditaksir menelan biaya investasi sekitar US$4 juta hingga US$5 juta atau sekitar Rp59,6 miliar - Rp74,5 miliar.
Rencanannya, PGN bakal memanfaatkan Palm Oil Mill Effluent (POME) untuk menghasilkan biogas. Bahan baku itu diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit mentah.
Melalui pengolahan lebih lanjut dari biogas, biometana kemudian dikompresi menjadi Compressed Natural Gas (CNG) untuk didistribusikan ke pelanggan industri, rumah sakit, hotel, dan pusat perbelanjaan.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Harry Budi Sidharta, mengatakan kapasitas produksi biometana nantinya diperkirakan mencapai di angka 432.000 juta metrik british thermal unit (MMBtu) per tahun.
Harry menerangkan perseroan bakal mengangkut biometana tersebut dari pusat produksi di Sumatra ke konsumen potensial di area Sumatra hingga Jawa dengan menggunakan jaringan pipa gas.
Baca Juga
“Proyek ini akan berlokasi di Sumatra, daerah sebagian besar perkebunan kelapa sawit berada. PGN memiliki pipa gas transmisi di Sumatra, maka kami akan mengupayakan pengangkutan biometana ini menggunakan jaringan pipa gas dari Sumatra ke area Jawa dan Sumatra,” kata Harry saat paparan pada Pertamina Investor Day 2023 di Grha Pertamina dikutip dari siaran pers, Selasa (4/7/2023).
Proyek Biomethane Plant Development ditargetkan akan selesai pada akhir 2023. Dengan melakukan kerja sama untuk proyek ini, mitra eksternal dapat memperoleh keuntungan dari Internal Rate of Return (IRR) dan juga jaminan permintaan oleh pelanggan.
“Ini merupakan kesempatan untuk mengembangkan biometana sebagai Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia,” ungkap Harry.
Memiliki karakteristik yang mirip dengan gas bumi, biometana juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan, generator listrik dan pemanas. Biometana juga lebih baik dalam hal jejak karbon.
Sebelumnya, Direktur Strategi Portofolio dan Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina, A. Salyadi Dariah Saputra, mengatakan Pertamina memiliki berbagai strategi inisitif yang membuthkan dukungan dan kolaborasi dengan mitra dan investor potensial.
"Partnership dan kolaborasi sangat penting bagi kami, nanti juga ada site visit langsung ke fasilitas Pertamina Geothermal Energy di Kamojang dan fasilitas Kilang Pertamina Internasional di Cilacap, sehingga semuanya bisa melihat secara langsung bahwa komitmen Pertamina tidak hanya di bidang oil and gas saja tapi juga di aspek renewable energy,” kata Atep.