Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Lahadalia Ungkit 'Jebakan' IMF saat Krisis Moneter 1998

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkit saran-saran IMF saat Indonesia mengalami krisis 1998.
Presiden ke-2 RI Soeharto tengah menandatangani komitmen pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF) dengan disaksikan Michel Camdessus, Managing Director IMF, pada 15 Januari 1998, empat bulan sebelum penguasa Orde Baru itu lengser, 21 Mei 1998./Bisnis
Presiden ke-2 RI Soeharto tengah menandatangani komitmen pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF) dengan disaksikan Michel Camdessus, Managing Director IMF, pada 15 Januari 1998, empat bulan sebelum penguasa Orde Baru itu lengser, 21 Mei 1998./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku cukup geram dengan usulan Dana Moneter Internasional (IMF), yang meminta Indonesia untuk menyetop larangan ekspor komoditas.

Usulan tersebut tertuang dalam laporan bertajuk IMF Executive Board Concludes 2023 Article IV Consultation with Indonesia. Melalui laporan ini, IMF meminta pemerintah untuk mempertimbangkan penghapusan pembatasan ekspor komoditas secara bertahap.

Menurut Bahlil, rekomendasi dari IMF terkait dengan kebijakan pemerintah Indonesia bukanlah barang baru. Saat krisis moneter 1998, dia menyebutkan IMF merupakan lembaga merekomendasikan resep pemulihan ekonomi Indonesia. Namun, resep itu rupanya tidak manjur.

“[Saat 1998] IMF merekomendasikan pertama industri-industri kita ditutup, contoh Dirgantara [PT Dirgantara Indonesia]. Bansos-bansos ditutup akibatnya daya beli masyarakat lemah. Di situlah cikal-bakal terjadinya deindustrialisasi,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (30/6/2023).

Hasilnya, kata dia, rekomendasi yang disarankan IMF justru membuat pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lambat. Oleh karena itu dia geram ketika IMF kini kembali merekomendasikan pemerintah Indonesia untuk menghapus pembatasan ekspor komoditas. 

“Jadi, justru saya menanyakan, apa maksud dari IMF menyampaikan ini? saran saya dia [IMF] mendiagnosa saja negara-negara yang hari ini lagi susah. Tidak usahlah campur-campur mengurus Indonesia,” kata Menteri Investasi.

Dia pun secara tegas menolak usulan IMF dan memastikan kebijakan larangan ekspor komoditas untuk mendorong hilirisasi akan terus dijalankan oleh pemerintah Indonesia.

“Langit mau runtuh pun, hilirisasi tetap akan akan menjadi prioritas negara dalam pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Kedua, larangan ekspor akan tetap kami lakukan,” ujar Bahlil.

Sebagaimana diketahui, misi investasi pada tahun ini difokuskan oleh pemangku kebijakan Indonesia untuk mengoptimalisasi penghiliran. Hal ini mengingat nilai investasi hilirisasi diperkirakan mencapai US$545,3 miliar dari 8 sektor prioritas dan 21 komoditas.

Mengacu pada Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis Indonesia Tahun 2023 – 2035, delapan sektor prioritas tersebut adalah mineral dan batubara, minyak dan gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, serta kehutanan. 

Sementara itu, 21 komoditas mencakup batu bara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal, minyak bumi, gas, sawit, kelapa, karet, biofuel, kayu log, getah pinus, udang, perikanan, rumput laut, dan garam.

Adapun, potensi investasi dari mineral dan batubara diperkirakan mencapai US$427,1 miliar, sementara minyak dan gas bumi US$67,6 miliar. Selanjutnya, sektor perkebunan, kelautan, perikanan, dan kelautan memiliki proyeksi nilai investasi sebesar US$50,6 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper