Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melaporkan pertumbuhan produksi minyak dan gas atau migas sepanjang Januari—Mei 2023 hingga dua kali lipat terhadap periode yang sama tahun lalu.
Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi Arya Dwi Paramita mengatakan bahwa realisasi produksi pada paruh pertama tahun ini telah melampui target yang perseroan pasang. Sepanjang Januari—Mei 2023, realisasi produksi migas anak usaha PT Pertamina (Persero) itu mencapai 1.053 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) atau 100,3 persen dari target 1.050 MBOEPD.
"Dibandingkan dengan produksi Mei tahun lalu, hasil ini naik 109 persen dari 966 MBOEPD saat itu," kata Arya saat dikonfirmasi Bisnis, dikutip Kamis (29/6/2023).
Baca Juga : Jalan Lapang Entitas Pertamina (PHE) untuk IPO |
---|
Perinciannya, produksi minyak PHE pada Januari—Mei 2023 mencapai 572 MBOPD atau 100,2 persen dari target 571 MBOPD. Realisasinya lebih tinggi 110 persen dari torehan sepanjang periode yang sama tahun lalu di angka 517 MBOPD.
Di sisi lain, realisasi produksi gas perseroan pada Januari—Mei 2023 adalah 2.788 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 100,3 persen dari target yang ditetapkan sebesar 2.779 MMSCFD.
"Dibandingkan dengan torehan Januari sampai Mei tahun sebelumnya di angka 2.599 MMSCFD, periode ini naik 107 persen," kata dia.
Sebelumnya, PHE tengah mengkaji perluasan pengembangan lapangan migas nonkonvensional (MNK) di beberapa lapangan yang menjadi wilayah kerja (WK) Pertamina EP.
Kajian perluasan itu dilakukan setelah kepastian pengeboran dua sumur MNK di Lapangan Rokan, Gulamo dan Kelo pada triwulan kedua dan ketiga tahun ini. Adapun tajak itu dilakukan mitra Pertamina Hulu Rokan (PHR) asal Amerika Serikat, EOG Resources.
"Selain pemboran dua sumur tadi kami lewat Pertamina EP di 3 region itu sudah commit melakukan studi tahun ini," kata Direktur Eksplorasi Pertamina Hulu Energi Muharram Jaya Penguriseng, Rabu (17/5/2023).
Rencananya kajian pengembangan lapangan MNK itu bakal dilakukan di kawasan Sumatra, Jawa, hingga Kalimantan. Kajian itu diharapkan dapat memberi gambaran yang utuh ihwal potensi pengambangan kembali sejumlah aset tua milik Pertamina.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memetakan terdapat 14 area yang berpotensi untuk dikembangkan kembali sebagai lapangan MNK. Rencananya, 14 kawasan itu dapat menyumbang produksi sekitar 75.000 BOPD pada 2030.