Bisnis.com, JAKARTA - Progres pembangunan menara kembar Indonesia 1 milik konglomerat Media Group, Surya Paloh masih terus berjalan, meskipun terjadi sejumlah polemik yang membuat penyelesaiannya terlambat dari target yang seharusnya rampung awal 2023.
Untuk diketahui, Gedung Indonesia 1 merupakan proyek Media Group melalui PT Surya Indonesia Satu Property (SISP) selaku anak usaha PT Media Property Indonesia (MPI).
Pada 2021 diketahui pembangunan proyek tersebut telah terealisasi mencapai 70 persen. Pembangunannya kembali terhenti karena pandemi. Dalam website resmi Indonesia 1 disebutkan gedung itu akan selesai pada awal 2023. Namun, hingga Juni 2023, proyek tersebut masih belum rampung.
Gedung pencakar langit Indonesia 1 itu dikerjakan oleh kontraktor pelaksana, yakni entitas grup Astra, PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) melalui JO CCEED ACSET (Join Operation China Construction Eighth Engineering Division).
Corporate Secretary PT Acset Indonusa Tbk. (ACST), Kadek Ratih, mengatakan pihaknya terus menjalankan konstruksi sesuai perjanjian dengan target penyelesaian proyek dengan baik dan tepat sesuai dengan term and condotion dalam perjanjian.
"Pelaksanaan pekerjaan proyek kami mengikuti syarat dan ketentuan yang sebagaimana diatur dalam kesepakatan Perjanjian antara SISP dan JO CCEED ACSET," kata Kadek kepada Bisnis, dikutip Minggu (25/6/2023).
Baca Juga
Adapun, molornya pembangunan Gedung Indonesia I berawal dari pengajuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada 2020 yang dilayangkan oleh ACST kepada PT China Sonangol Media Investment (CSMI) yang merupakan perusahaan patungan antara China Sonangol Real Estate (CSRE) dengan PT Media Property Indonesia (MPI).
Selanjutnya, pada Maret 2021, Acset Indonusa menerima proposal damai yang diajukan oleh CSMI sebagai keputusan proses PKPU. Dengan demikian, CSMI sudah dapat melaksanakan restrukturisasi pembayaran utang yang dijadwalkan akan selesai pada 2021.
"Besaran tagihan utang yang belum terbayarkan, kebijakan perusahaan kami tidak dapat menyampaikan secara detail," ujar Kadek.
Tak berhenti di sana, proyek Indonesia 1 yang bernilai Rp8 triliun itu kembali bermasalah ketika pada 15 Juli 2021 lalu, PT MPI melaporkan PT CSMI atas dugaan penipuan dan penggelapan investasi ke Polda Metro Jaya.
CEO Media Group, Mohammad Mirdal Akib, menjelaskan bahwa semula komposi saham di PT CSMI adalah 99 persen adalah milik PT CSRE dan 1 persen PT MPI milik Media Group. Namun, ada komitmen dari pihak CSRE bahwa PT MPI akan mendapatkan saham senilai 30 persen.
“Hingga pada satu titik, ada perubahan prinsipal yang mengakibatkan ketidaklancaran proses pembangunan proyek ini,” kata Mirdal dalam konferensi pers yang digelar, Senin (9/8/2021).
Usai perubahan prinsipal tersebut, banyak komitmen yang berubah. Salah satunya, terkait dengan komitmen saham 30 persen. Apalagi ada indikasi pihak CSMI telah mengalihkan saham tersebut ke pihak lain.
Kisruh kerja sama dalam proyek prestisius tersebut akhirnya berakhir karena pada Maret 2022 diketahui Media Group mengakusisi 100 persen kepemilikan saham atas proyek Indonesia 1 dari CSMI.