Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dan China telah menyepakati besaran bunga pinjaman yang akan digunakan untuk membayar pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, negosiasi besaran bunga pinjaman antara Indonesia dan China Development Bank (CDB) telah rampung. Dia mengatakan, kedua pihak telah menyepakati besaran bunga yang akan diberikan.
Dia menuturkan, besaran bunga pinjaman tersebut berada di atas 2 persen mengingat tren kenaikan suku bunga global. Meski demikian, Luhut tidak memerinci besaran bunga pinjaman yang disepakati kedua pihak.
“[Bunga pinjaman] saya kira tidak ada masalah, untuk besarannya yang pasti di bawah besaran suku bunga global,” jelasnya.
Luhut juga menambahkan, pihak Indonesia juga telah menerima dana pinjaman tersebut. Meski demikian, dirinya tidak memerinci apakah dana pinjaman tersebut diberikan langsung seluruhnya kepada Indonesia atau terbagi dalam beberapa termin.
Adapun, kedua pihak telah menyepakati besaran cost overrun sebesar US$1,2 miliar beberapa waktu lalu. Dari jumlah tersebut, CDB akan memberikan dana pinjaman sebesar US$550 juta atau sekitar Rp8,3 triliun (asumsi kurs RP15.100 per US$).
Baca Juga
Sebelumnya, Luhut menyebutkan, pihaknya telah mengamankan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung. Hal tersebut meliputi negosiasi bunga maupun segala hal yang berkaitan dengan proyek yang menghubungkan Jakarta Timur dengan Bandung Barat dalam waktu tempuh 50 menit tersebut. Menurutnya, semua telah diselesaikan dengan baik.
“Jadi KCIC [Kereta Cepat Indonesia-China] ini saya tidak usah dengar sana sini, negosiasi, mengenai bunga dan lain-lain semua under control,” tutur Luhut dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI di Kompleks Parlemen pada Jumat (9/6/2023).